BRIEF.ID – Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI kembali mengalami kenaikan 8,39% di level Rp3.100 pada penutupan perdagangan Selasa (17/9/2024) dibandingkan hari sebelumnya, dan tumbuh 78,16% secara year to date (ytd).
Pada penutupan perdagangan hari ini pun, bank ber-ticker BRIS mencetak rekor all time high (ATH) pasca-merger. Dengan torehan ATH tersebut, kapitalisasi pasar BRIS mencapai Rp143,00 triliun dan menempatkan BSI pada peringkat 9 kapitalisasi pasar terbesar bank syariah secara global, di bawah Bank Albilad dan Dubai Islamic Bank.
Head of Investor Relations BSI, Rizky Budinanda, mengatakan kenaikan harga saham BRIS dan menyentuh ATH pada masa perdagangan tersebut didorong oleh minat tinggi investor asing yang terus memborong saham bank syariah terbesar di Indonesia, sehingga komposisi asing insitusi menjadi 55.83% atau naik sebesar 12.2% dari awal tahun ini.
Adapun fundamental kinerja yang kuat di antaranya terlihat dari pertumbuhan laba bersih dan ekspansi bisnis konsumer serta emas. Dalam laporan keuangan kuartal kedua 2024, BSI mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 20,28% secara tahunan/year on year (yoy), mencapai Rp3,39 triliun. Total aset juga menunjukkan peningkatan 15,10% yoy, menjadi Rp361 triliun. Angka ini mencerminkan soliditas keuangan BSI di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Sementara itu, salah satu pendorong utama kinerja BSI yaitu pembiayaan konsumer, tumbuh 15,91% yoy menjadi Rp 139,57 triliun. Segmen ini mencakup berbagai produk seperti pembiayaan rumah, kendaraan, dan konsumsi lainnya. Segmen tersebut terus meningkat seiring dengan meningkatnya kepercayaan konsumen terhadap produk syariah.
Mesin Pertumbuhan Baru
Di sisi lain, Rizky menjelaskan salah satu mesin pertumbuhan baru BRIS ke depannya adalah bisnis pembiayaan emas, yang mulai diintensifikasikan pada kuartal kedua 2024. Pembiayaan emas ini cukup menarik, dikarenakan tingkat Non-Performing Financing (NPF) yang sangat rendah, mendekati nol, serta nilai investasi yang menarik dan aman.
Sementara itu, penetrasi nasabah pembiayaan emas, baru sebesar 1.85% dari seluruh nasabah BSI, sehingga potensi pertumbuhan pada produk ini masih cukup prospektif untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih besar.
Hingga Juni 2024, pembiayaan emas BRIS telah mencapai Rp 8,9 triliun, mengalami kenaikan 41,27% yoy dan 33% nasabah pembiayaan emas BRIS berasal dari generasi Z dan milenial.
“Dengan kontribusi dari bisnis emas, kami optimistis dapat mempertahankan pertumbuhan ini, sejalan dengan meningkatnya literasi keuangan dan preferensi masyarakat terhadap produk syariah,” lanjutnya.
Rizky menegaskan bahwa dengan pencapaian kinerja solid di semester satu 2024, BRIS optimistis dapat mempertahankan momentum pertumbuhan kinerja fundamental maupun saham hingga akhir tahun.
No Comments