BRIEF.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada triwulan III 2024 melambat menjadi 4,95% dibandingkan 5,05% pada kuartal II 2024.
Meski demikian, secara tahunan atau year on year (yoy), PDB Indonesia tumbuh dibandingkan PDB di triwulan III 2024 yang mencapai 4,94%. Sepanjang periode Januari hingga September 2024, PDB Indonesia juga tercatat mengalami pertumbuhan menjadi 5,03%.
“Pertumbuhan ekonomi di triwulan III 2024 yang melambat sesuai pola musiman seperti tahun-tahun sebelumnya, yakni lebih rendah dibandingkan triwulan II 2004,” kata Plt. Kepala BPS, Amalia A Widyasanti, dalam jumpa pers, pada Selasa (5/11/2024).
Amalia mengungkapkan, melambatnya perekonomian Indonesia juga dipengaruhi kondisi ekonomi global sepanjang triwulan III 20204. Berdasarkan analisa Dana Moneter Internasional (IMF), PDB secara global tumbuh stabil, namun pertumbuhan ekonomi negara berkembang diperkirakan melambat.
Selain itu, inflasi negara berkembang pada tahun 2024 cenderung lebih tinggi dari pencapaian global, tapi relatif lebih rendah dibandingkan tahun 2023.
Hal itu, juga dipengaruhi pertumbuhan ekonomi beberapa negara mitra dagang Indonesia, yaitu Tiongkok dan AS lebih lambat dibandingkan triwulan II 2024.
“Begitu juga Malaysia dan Korea Selatan yang pertumbuhan ekonominya melambat, namun masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan III 2023,” ujar Amalia.
Dia menyampaikan, berdasarkan kinerja perdagangan global, sepanjang triwulan III 2024 Indonesia masih tetap dapat menjaga surplus necara dagang selama 53 buln berturut-turut. Secara global, perdagangan barang dan jasa diperkirakan tetap tumbuh sepanjang tahun 2024.
Hal itu, ditopang oleh harga komoditas unggulan Indonesia yang menunjukkan peningkatan di triwulan III 2024, seperti minyak sawit mentah atau crue palm oil (CPO), batubara, dan gas alam.
“Sedangkan bijih besi, minyak emntah, dan nikel mentah mengalami penurunan. Volume ekspor CPO dan produk kimia Indonesia juga turun dibandingkan periode yang sama di tahun lalu,” ungkap Amalia.
Dari sisi domestik, kinerja perekonomian triwulan III 2024 ditopang oleh aktivitas domestik yang terjaga. Hal itu diindikasikan oleh PMI Bank Indoensia yang berada di zona ekspansif mencapai 51,45%.
Indikator lainnya, kapasitas produksi terpakai tumbuh mencapai 73,13% secara tahunan atau year on year (yoy), produksi semen tumbuh 3,51% (yoy), dan penjualan listrik tumbuh 6,22% (yoy) terutama oleh konsumsi rumah tangga dan industri.
Selain itu, realisasi investasi dalam negeri dan asing tumbuh 1,24% pada triwulan III 2024, dan di saat yang sama belanja barang modal yang dilakukan pemerintah dan impor barang modal juga tumbuh positif
Konsumsi masyarakat juga terjaga ditunjukkan antara lain oleh idneks penjualan eceran riil, penjualan sepeda motor, dan belanja bantuan tunai langsung yang tumbuh dibandingkan triwulan III 2023.
Peningkatan jumlah penumpang untuk seluruh alat transportasi, peningkatan kunjungan wisman, juga tingkat penghunian kamar hotel, dan juga penyelenggaraan even internasional seperti konser musik dan even olahraga, serrta kebijakan suku bunga acuan yang kondusif turut menopang pertumbuhan ekonomi
Lapangan usaha juga tumbuh positif dan memberi kontribusi bagi PDB sebesar 64,94%, terutama dari 5 industri utama, yakni pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.
No Comments