BPS: Angka Pengangguran Meningkat, Pekerja Informal Bertambah pada Februari 2025

BRIEF.ID – Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan angka pengangguran meningkat, dan proporsi pekerja informal bertambah menjadi 83.450 orang secara tahunan atau year-on-year (yoy), pada Februari 2025.

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (5/5/2025), menyampaikan terdapat 216,79 juta penduduk usia kerja pada Februari 2025.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 153,05 juta orang merupakan angkatan kerja, atau Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai 70,60% dari jumlah penduduk usia keerja.

Amalia menjelaskan, dari 153,05 juta orang yang merupakan angkatan kerja, sebanyak 145,77 juta orang bekerja, dan 7,28 orang adalah pengangguran.

“Jumlah pengangguran sebanyak 7,28 juta orang pada Februari 2025 meningkat 83.450 orang dibandingkan Februari 2024,” kata Amalia, dikutip Selasa (6/5/2025).

Menurut dia, dari 145,77 orang yang bekerja, sekitar 96,48 juta orang adalah pekerja penuh waktu, 37,62 juta pekerja paruh waktu, dan 11,67 orang pekerja setengah pengangguran.

Adapun pekerja penuh waktu adalah mereka yang bekerja minimal selama 35 jam per minggu. Pekerja paruh waktu adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu, tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain.

“Sedangkan pekerja setengah pengangguran adalah mereka yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu, dan masih mencari atau menerima pekerjaan untuk upah tambahan,” ungkap Amalia.

Seiring dengan jumlah pengangguran dan pekerja setengah pengangguran yang meningkat, proporsi pekerja informal pun bertambah.

Amalia menyampaikan, proporsi penduduk yang bekerja pada kegiatan informal mengalami peningkatan selama Februari 2024-Februari 2025,  terutama didorong oleh bertambahnya pendudukyang berusaha dibantu buruh tidak tetap, yang sebagian besar adalah anggota keluarga sehingga tidak dibayar.

Terdapat tiga lapangan usaha dengan penurunan penyerapan tenaga kerja sepanjang Februari 2024-Februari 2025, yakni aktivitas jasa lainnya, administrasi pemerintahan, serta pertambangan dan penggalian.

Jika dibandingkan dengan data per Agustus 2024 hingga Februari 2025, maka terdapat 8 lapangan usaha yang mengalami penurunan penyerapan tenaga kerja, yakni industri pengolahan, konstruksi, aktivitas jasa lainnya, pengangkutan dan pergudangan, aktivitas keuangan dan asuransi, pertambangan dan penggalian, serta real estate.

“Meski demikian tingkat penyerapan penduduk yang bekerja lebih tinggi (2,52%) dibandingkan dengan peningatan pengangguran (1,111%,” tutur Amalia. (jea)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Goldman Sachs Prediksi Harga Emas Dunia Tembus US$3.880 Akhir 2025 Jika Terjadi Resesi

BRIEF.ID - Goldman Sachs memprediksi harga emas dunia bisa...

BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2025 di Kisaran 4,7% hingga 5,5%

BRIEF.ID - Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi 2025...

IHSG Rawan Koreksi, Waspada Profit Taking Jangka Pendek

BRIEF.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa...

Rupiah Masih Melemah di Tengah Ekspetasi BI Pangkas Suku Bunga

BRIEF.ID - Nilai tukar (kurs) rupiah masih melemah terhadap...