Jakarta – Badan Otoritas Pariwisata (BOP) Labuan Bajo menargetkan pariwisata di Nusa Tenggara Timur (NTT) siap menjadi destinasi wisata premium pada tahun 2020 mendatang. Saat ini, BOP sedang gencar melakukan berbagai upaya dan percepatan dalam mencapai target tersebut.
Direktur Utama BOP Labuan Bajo Shana Fatina, mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan Labuan Bajo bisa mendatangkan 500 ribu hingga 1 juta wisatawan bila sudah ditetapkan sebagai destinasi wisata premium. Karenanya, Shana menyebut pihaknya sedang menyiapkan segala hal, termasuk tenaga kerja dan infrastruktur, untuk mendukung harapan Jokowi.
“Saat ini sedang kita siapkan infrastruktur dan akomodasi untuk bisa menjadikan Labuan Bajo sebagai wisata premium seperti harapan dari Presiden Jokowi,” kata Shana Fatina dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Selasa (6/8/2019).
Menurut Shana, harapan presiden tersebut juga ditegaskan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya, untuk meningkatkan jumlah wisatawan ke Labuan Bajo. Karenanya, target 500 ribu hingga 1 juta wisatawan harus bisa diwujudkan dalam waktu yang tidak lama lagi.
Shana mengatakan wisata premium yang akan dibuat di Labuan Bajo bukan berarti wisata yang mahal. Namun, wisata premium yang dimaksud adalah wisata yang otentik dan tidak banyak kosmetik dalam membalut pariwisata yang ada.
“Wisata premium ini bukan berarti wisata yang mahal. Tapi kita mau menjaga keotentikan dari Labuan Bajo dan tidak terlalu banyak make-up,” sebutnya.
Selain itu, Shana juga tidak mau Labuan Bajo hanya sebagai tempat transit wisatawan yang ingin ke lokasi wisata lain di NTT seperti Taman Nasional Komodo. Dirinya ingin wisatawan bisa lebih lama tinggal di Labuan Bajo dan memberikan kontribusi bagi masyarakat.
“Selama ini kan Labuan Bajo hanya sebagai tempat transit. Orang datang, dari bandara lalu langsung ke Taman Nasional Komodo atau langsung ke laut menginap 2-3 hari. Lalu pulang ke Labuan Bajo dan ke bandara. Kita mau, wisatawan bisa lebih lama tinggal di Labuan Bajo dan spend money (mengeluarkan uang) lebih untuk 2-3 hari di Labuan Bajo. Ini kan bisa memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat sekitar,” ucapnya.
Diakui oleh Shana, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh BOP Labuan Bajo dalam membangun pariwisata disana. Karena, lanjutnya, Labuan Bajo bukanlah tujuan wisata yang sudah siap sejak awal. Maka diperlukan kerja lebih dalam menjadikan Labuan Bajo sebagai wisata premium.
Menurutnya, salah satu hal yang masih menjadi hambatan untuk menjadikan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata premium adalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) setempat yang belum dimaksimalkan melalui pendidikan seperti politeknik pariwisata. Karena itu, Shana ingin mendorong operator pendidikan untuk masuk dan membangun fasilitas pendidikan di Labuan Bajo. Ini untuk mempersiapkan anak-anak muda di Labuan Bajo agar menjadi tenaga yang terampil dalam mendukung daerahnya menjadi destinasi wisata premium.
“Permasalahannya saat ini masih dari SDM lokalnya yang belum dimaksimalkan untuk kebutuhan SDM pendukung pariwisata yang terampil. Kita juga ajarkan soal bahasa dan pemahaman soal apa itu wisata premium. Kita ingin masyarakat lebih aware (sadar) soal lingkungan dan sampah. Kita ingin bersama-sama dengan masyarakat menjaga keotentikan dari Labuan Bajo,” papar Shana.
Selain itu, tambah Shana, pihaknya saat ini sedang mendorong adanya STM (Sekolah Teknik Mesin) di Labuan Bajo, agar anak-anak muda bisa menjadi teknisi. Karena kita akui saat ini masih sangat sulit mencari teknisi di Labuan Bajo. Selain itu untuk pendidikan tinggi, kita ingin adanya Politeknik untuk mendukung pendidikan. Kita mau anak-anak muda ini menjadi agen perubahan,” tuturnya.
Shana menjelaskan, setidaknya ada 3 infrastruktur yang sedang dikejarnya untuk menunjang Labuan Bajo sebagai tujuan destinasi wisata premium. Ketiganya adalah Bandara Komodo menjadi bandara internasional, jalan Trans Flores dan pelabuhan serta marina. Ia menyebut bahwa semuanya ditargetkan selesai pada tahun depan.
Bila Bandara Komodo sudah menjadi bandara internasional, sebut Shana, ini akan memudahkan pembangunan dan mengundang wisatawan untuk datang ke Labuan Bajo. Sementara pelabuhan, dirinya ingin adanya pemisahan antara pelabuhan untuk wisatawan dan peti kemas.
Karenanya, Shana akan terus menjalin kerjasama dan komunikasi dengan pemerintah daerah dalam mempercepat pembangunan infrastruktur di Labuan Bajo. Dirinya yakin bila Pendapatan Asli Daerah (PAD) NTT akan meningkat saat Labuan Bajo sudah dibuka menjadi destinasi wisata premium.
Terakhir, Shana mengatakan ke depan dirinya akan lebih sering Forum Group Discussion (FGD) untuk lebih mendapatkan masukan dari calon wisatawan seperti apa wisata premium yang mereka inginkan. Hal ini agar tidak terjadi kesalahpahaman terkait seperti apa wisata premium di Labuan Bajo.
“Kita juga akan membuat FGD dengan customer, soal apa itu wisata premium. Supaya pembangunan pariwisatanya sesuai dengan apa masterplan. Ini agar lebih banyak wisatawan yang datang ke Labuan Bajo,” pungkasnya.
****
No Comments