BRIEF.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan mengoptimalisasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah udara Sumatra Barat (Sumbar) untuk menyemai atau mengendalikan awan hujan.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan operasi TMC untuk mengendalikan awan hujan di wilayah Sumbar dilakukan terkait perkiraan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat akan berlangsung sampai 22 Mei 2024.
“Curah hujan dengan intensitas sedang sampai sangat lebat di wilayah Sumatera Barat akan berlangsung sampai pekan depan, maka potensi terjadinya banjir lahar hujan dan banjir bandang masih ada,” kata Dwikorita, dikutip Kamis (16/5/2025).
Terkait operasi TMC, lanjutnya, sebanyak 15 ton garam disiapkan untuk disemai sebanyak tiga kali sorti penerbangan dalam satu hari dan berlangsung dalam lima hari ke depan.
Menurut dia, operasi TMC dilakukan BMKG berkolaborasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan dibantu personel TNI. Operasi TMC akan dilakukan pada siang hari dan merupakan cara modifikasi cuaca dengan menabur zat NaCI di langit menggunakan pesawat dan dianggap paling efektif untuk mengendalikan potensi awan hujan.
Dwikorita menjelaskan, operasi TMC akan berusaha menghalau awan-awan hujan yang saat ini posisinya terpantau di sebelah timur Bukit Barisan, sehingga dapat mencegah pergerakan awan hujan untuk memasuki kawasan lereng Gunung Marapi yang berpotensi membahayakan kawasan bencana.
“Kami terus memonitor awan-awan hujan dan memberikan peringatan dini di wilayah yang rawan. Ada beberapa daerah yang sebelumnya tidak ditutup sekarang ditutup karena tergolong rawan saat turun lahar dingin,” tutur Dwikorita.
Dia berharap operasi TMC juga akan memudakan proses pencarian korban, evakuasi, dan normalisasi lingkungan seperti penguatan lereng sungai dan perbaikan jalan-jalan yang putus akibat terjangan banjir lahar dingin Gunung marapi dan longsor di Sumbar, pada Sabtu (11/5/2024).
Endapan Erupsi
Berdasarkan hasil analisis BMKG, wilayah Sumatra Barat diperkirakan akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat mulai Rabu (15/5/2024) hingga Rabu (22/5/2024).
“Kondisi ini berpotensi menyebabkan banjir lahar dingin karena berdasarkan data PVMBG endapan hasil erupsi Gunung Marapi masih memiliki volume yang sangat banyak di lereng gunung,” ungkap Dwikorita.
Hasil survei lapangan menunjukkan endapan erupsi Gunung Marapi volumenya mencapai 1,3 juta meter kubik dan yang baru turun baru sekitar 300 meter kubik. Adapun lebar endapan lahar diperkirakan mencapai 500-700 meter.
Sehingga, ketika hujan dengan intensitas sangat lebat terjadi, akan memungkinkan material endapan batu vulkanik terbawa aliran air dari gunung ke pemukiman warga.
Banjir lahar dingin dan tanah longsor yang terjadi di Sumbar telah menyebabkan beberapa wilayah seperti Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang menjadi wilayah terdampak cukup parah
Hingga Rabu (15/5/2024), dilaporkan jumlah korban tewas telah mencapai 62 orang, dan 25 orang lainnya masih hilang. (Jeany Aipassa)