BRIEF.ID – Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) Bulan Oktober 2024, memutuskan untuk menahan suku bunga acuan BI-Rate pada posisi 6%.
Suku bunga deposit facility juga ditahan di level 5,25% dan suku bunga lending facility juga dipertahankan sebesar 6,75%.
“Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi pada sasaran 2,5 plus minus 1%, pada tahun 2024 dan tahun 2025, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam keterangannya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (16/10/2024).
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada September 2024 inflasi indeks harga konsumen (IHK) tercatat rendah di seluruh komponen hingga mencapai 1,84% secara tahunan. Pada saat yang sama, inflasi inti tercatat sebesar 2,09% (yoy) sedangkan inflasi volatile food terus turun menjadi 1,43% (yoy).
Keputusan untuk menahan suku bunga acuan juga ditempuh BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global seiring peningkatan eskalasi geopolitik di Timur Tengah. BI mencatat, hingga Oktober 2024 nilai tukar rupiah mencatatkan depresiasi sebesar 2,82% poin ke poin (ptp) dari bulan sebelumnya, karena ketidakpastian yang terjadi di dunia.
“Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global akibat eskalasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Tapi kalau dibandingkan dengan level akhir Desember 2023, nilai tukar rupiah depresiasinya hanya sebesar 1,17 persen,” imbuh Perry.
No Comments