BRIEF.ID – Bank Dunia (World Bank) memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia terjaga stabil di 2,6% pada 2024, meskipun ketegangan geopolitik masih berlangsung dan tingkat suku bunga tetap tinggi.
Laporan Prospek Ekonomi Global terbaru dari Bank Dunia yang dirilis Rabu (12/6/2024), menyebut pertumbuhan ekonomi dunia akan naik tipis menjadi 2,7% pada tahun 2025-2026.
Hal itu, seiring dengan sedikit ekspansi perdagangan dan investasi, serta pelonggaran kebijakan moneter yang luas, namun terukur mendukung aktivitas di tahun depan
Meski demikian, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan berada di bawah rata-rata pada 2010 di hampir 60% negara, yang mewakili lebih dari 80% output dan populasi global.
“Meskipun terdapat perbaikan dalam pertumbuhan jangka pendek, prospek tersebut masih lemah,” demikian Laporan Prospek Ekonomi Global dari Bank Dunia, seperti dikutip Reuters, Rabu (12/6/2024).
Sementara inflasi dunia diperkirakan akan melambat dibandingkan asumsi sebelumnya, yaitu rata-rata 3,5% pada 2024.
Hal ini menunjukkan tekanan inflasi masih berlanjut, sehingga bank sentral di berbagai negara kemungkinan akan tetap berhati-hati dalam melakukan pelonggaran kebijakan.
Disebutkan, goncangan ekonomi yang terjadi pada beberapa tahun terakhir sejak pandemi Covid-19 telah menghambat upaya mengejar ketertinggalan pendapatan per kapita.
“Hampir separuh negara berkembang mengalami penurunan pendapatan perkapita dibandingkan negara-negara maju pada 2020-2024,” bunyi laporan Bank Dunia.
Sementara itu, Bank Dunia menilai risiko negatif masih mendominasi, termasuk ketegangan geopolitik, fragmentasi perdagangan, suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka panjang di tengah inflasi yang terus-menerus, dan bencana alam akibat perubahan iklim.
Terkait dengan itu, diperlukkan upaya kebijakan globaluntuk menjaga perdagangan, mendukung transisi ramah lingkungan dan digital, memberikan keringanan utang, dan meningkatkan ketahanan pangan.
Utang yang tinggi dan biaya pembayaran utang yang tinggi akan mengharuskan pembuat kebijakan di negara-negara berkembang untuk menyeimbangkan kebutuhan investasi yang besar dengan keberlanjutan fiskal.
Bank Dunia menyebut, untuk mencapai tujuan pembangunan, diperlukan kebijakan untuk meningkatkan pertumbuhan produktivitas, meningkatkan efisiensi investasi publik, membangun sumber daya manusia, dan menutup kesenjangan gender di pasar tenaga kerja.