Banjir Sumatera, Mendagri Apresiasi Solidaritas Antardaerah

BRIEF.ID – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengapresiasi keterlibatan berbagai unsur pemerintah termasuk TNI, Polri, Basarnas, BNPB, dan instansi terkait lainnya dalam penanganan banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.  

“Bapak Presiden, dari pusat semua juga turun, baik  TNI, Polri, Basarnas, BNPB, dan lain-lain. Kemudian, untuk anggaran  belanja tidak terduga (BTT) yang Bapak Presiden sudah tambahkan, totalnya Rp 268 miliar. Kami sudah cek, Pak. Dalam waktu tiga hari langsung masuk,” ujar Mendagri pada rapat paripurna Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin (15/12/2025).

Mendagri mengungkapkan, selain dukungan anggaran pusat, terjadi solidaritas antardaerah yang  membantu melalui pemanfaatan sisa anggaran daerah serta pengiriman tenaga medis, obat-obatan, makanan, dan pakaian langsung ke wilayah  terdampak paling parah.

“Daerah-daerah lain juga kami meminta untuk silakan kalau mau membantu solidaritas Pak, karena akhir tahun ada yang punya anggaran yang sisa lebih Pak. Itu ada total semuanya, yang kami termonitor, dari kami langsung itu Rp 46 miliar Pak, diberikan langsung,” jelas dia.

Disebutkan, selain dukungan dana, ada Pemerintah Daerah (Pemda)  yang mengirim tenaga medis, obat-obatan, makanan, pakaian, langsung ke kabupaten/kota yang  paling terdampak, seperti di Tamiang dan Tapanuli Tengah. 

Menurut Mendagri, dalam aspek administrasi kependudukan,  pemerintah telah membentuk posko pelayanan dengan 9 tim khusus untuk mempercepat penerbitan kembali dokumen kependudukan seperti KTP dan akta kelahiran secara gratis.

Ia  juga mendorong kementerian dan lembaga terkait untuk memberikan kemudahan dan pembebasan biaya bagi pengurusan dokumen penting lainnya, termasuk sertifikat tanah, ijazah, dan dokumen perbankan.

Terkait kondisi wilayah, Tito juga menyampaikan bahwa pemerintah telah mengidentifikasi sejumlah desa yang harus direlokasi karena tidak lagi aman akibat longsor dan kerusakan lingkungan. Relokasi dilakukan dengan menyiapkan administrasi pemerintahan desa yang baru, bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat, demi menjamin keberlanjutan pelayanan kepada masyarakat.

“Ada beberapa desa yang memang harus direlokasi karena  tidak aman di situ dan memang sudah habis, Pak. Nah, kami kerja sama dengan bupati di daerah masing-masing untuk kita siapkan administrasi pemerintahan yang baru. Jadi masuk ke desa yang baru. Namanya lama, tapi pemerintahnya baru, Pak,” kata Mendagri. (nov)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

IHSG Terhempas dari Level 8.700, Saham Unggulan Memerah

BRIEF.ID - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa...

Rupiah Tertekan Imbas Pelaku Pasar Khawatir BI Pertahankan Suku Bunga

BRIEF.ID - Nilai tukar (kurs) rupiah tertekan pada perdagangan...

Harga Emas Dunia Melesat Tembus Level US$4.300, Emas Antam Stagnan

BRIEF.ID - Harga emas dunia melesat hingga menembus level...

Guru Besar UGM: Kawasan Bencana Sumatra Jadi Zona Merah untuk Hunian

BRIEF.ID - Guru Besar Teknik Geologi dan Lingkungan Universitas...