BRIEF.ID – Operator seluler Malaysia, Axiata Group Bhd, dan PT Sinar Mas Group sepakat menggabungkan bisnis telekomunikasi di Indonesia dengan nilai yang diperkirakan mencapai US$6,5 miliar atau Rp103,387 triliun.
Transaksi penggabungan XL dan Smartfren, yang merupakan bisnis telekomunikasi dari Axiata dan Sinar Mas, akan berlaku pada 15 April 2025.
Harga penggabungan yang disepakati untuk XL adalah Rp2.350 per saham. Sedangkan pemegang satu saham Smartfren akan memenuhi syarat untuk mendapatkan 0,011 saham XL.
“Dengan penggabungan tersebut, nantinya nama entitas yang bertahan akan berubah menjadi XLSmart Telecom Sejahtera,” demikian keterbukaan informasi XL Axiata dan Sinar Mas, pada Rabu (11/12/2024).
Kabar tersebut direspon negatif pelaku pasar, sehingga saham XL Axiata (EXCL) pada sesi I perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) anjlok hingga 2,6% menjadi Rp2.230 per saham. Sementara di Bursa Malaysia, perdagangan saham Axiata, induk perusahaan dari XL Axiata, terpaksa dihentikan sementara (suspend).
Kabar mengenai kesepakatan penggabungan bisnis telekomunikasi ini mengakhiri pembicaraan antara Axiata dan Sinar Mas yang telah berlangsung selama 3 tahun.
Nantinya, Axiata dan Sinar Mas akan menjadi pemegang saham pengendali bersama di XLSmart Telecom Sejahtera, dengan kepemilikan saham sebesar 34,8%. Kedua pemilik juga memiliki pengaruh yang sama terhadap arah dan keputusan strategis XLSmart.
Sementara itu, rencana penggabungan bisnis XL dan Smartfren ini mendapat penolakan. Lebih dari 1.000 karyawan XL mengambil cuti massal pekan lalu, dan serikat pekerja menuntut transparansi tentang proses merger, serta jaminan bagi pekerja.
Polemik tersebut semakin bertambah seiring pengunduran diri Presiden Direktur XL, Dian Siswarini, yang resmi diumumkan pekan lalu.