BRIEF.ID – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) perlu mempelajari strategi yang diterapkan negara-negara tetangga Asean dalam pengembangan bisnis UMKM.
Negara-negara Asean terdiri atas Brunei Darussalam, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
“Secara jumlah, pelaku UMKM Indonesia jauh lebih banyak dibandingkan negara-negara tetangga di Kawasan Asean. Namun, tidak halnya dengan kinerja ekspor,” kata Arsjad melalui keterangan resmi yang dipantau Kamis (26/1/2023).
Arsjad mengatakan, jumlah pelaku UMKM Indonesia yang mencapai 64 juta, terbesar di Asean. Di Thailand terdapat 3,1 juta UMKM, Malaysia 1,2 juta, sedangkan negara-negara lain jumlahnya sekitar ratusan ribu.
Dengan jumlah itu, kontribusi UMKM untuk PDB Indonesia mencapai 60,5% dan menyerap tenaga kerja sebanyak 99%.
Namun, dari sisi kinerja ekspor, UMKM Indonesia masih ketinggalan dari negara-negara di kawasan Asean. UMKM Indonesia saat ini berkontribusi pada kinerja ekspor sekitar 14,4% dari total ekspor Indonesia. UMKM di Singapura mencapai 38%, Thailand 29%, dan Myanmar 24%.
“Kita harus berusaha keras untuk mendampingi pelaku UMKM Indonesia agar bisa bersaing dengan pelaku UMKM di kawasan Asean. Dari sisi kapabilitas dan kapasitas, UMKM Indonesia sangat mungkin bersaing dengan UMKM negara-negara kawasan,” jelas Arsjad.
Ia mengatakan dengan menjadi Keketuaan Asean 2023, Indonesia akan memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kontribusi UMKM terhadap kinerja ekspor nasional.
“Kesempatan ini dapat dimanfaatkan untuk mendorong penetrasi produk UMKM Indonesia di kawasan Asean, yang dengan sendirinya akan mempengaruhi kualitas pelayanan, produk, dan sumber daya manusia (SDM),” kata Arsjad.
No Comments