BRIEF.ID – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid menyayangkan sikap kurang bersahabat Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang telah mendiskreditkan mineral kritis Indonesia dari paket subsidi untuk teknologi hijau.
Kebijakan Pemerintah AS dinilai Arsjad akan mempersulit posisi Indonesia untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dari AS, khususnya di bidang pengembangan energi bersih berbasis kendaraan listrik.
“Pemerintah Amerika Serikat menganggap baterai yang mengandung komponen sumber Indonesia tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan kredit pajak Inflation reduction rate (IRA). Sangat disesali, kebijakan ini diterapkan hanya karena Indonesia belum menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan AS dan dominasi perusahaan Tiongkok dalam industri nikel di Indonesia,” ujar kata Arsjad melalui keterangan tertulis yang diterima, Rabu (12/4/2023).
Arsjad secara khusus mempersilakan perusahaan-perusahaan asal AS untuk berperan serta dalam pengembangan hilirisasi industri nikel di Tanah Air.
Kesempatan itu, lanjutnya, terbuka lebar dan Kadin siap menggelar karpet merah untuk pelaku usaha, pebisnis, dan perusahaan asal AS, yang selama ini dikenal sebagai pionir dalam kendaraan listrik.
“Indonesia memiliki cadangan strategis terkait pengembangan kendaraan listrik. Bagi Indonesia, Tiongkok dan AS memiliki posisi yang sama, tergantung dari pihak mana yang mau bekerja sama dengan Indonesia sesuai aturan main yang berlaku,” tegasnya.
Arsjad mengungkapkan, Indonesia adalah teman bagi semua pihak, termasuk Tiongkok, Eropa, Amerika. Kadin, lanjutnya, selalu mendorong portofolio inklusif bagi semua negara untuk mendukung transisi global menuju pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang inklusif.
“Sama sekali tidak ada yang diistimewakan, kecuali yang diatur dalam kesepakatan kerja sama baik di tingkat bisnis, swasta maupun pemerintahan,” katanya.
No Comments