BRIEF.ID – Hubungan Presiden Jokowi dan PDI Perjuangan terus memanas. Sejumlah pihak yang tadinya sejalan dengan Jokowi memilih langkah berbeda.
Salah satu di antaranya adalah Andi Widjajanto. Andi saat ini menjadi Deputi 5.0 TPN Ganjar Pranowo – Mahfud MD tak lagi sejalan dengan Jokowi. Bahkan, dia dengan santai memilih mundur dari jabatan Gubernur Lemhannas dan memutuskan bergabung dengan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo – Mahfud MD.
Pada acara yang dipandu Pemimpin Redaksi Kumparan Arifin Asydhad dan Praktisi Komunikasi Politik Ipang Wahid, Andi mengaku heran bila disebut menyeberang karena tak sejalan dengan Jokowi. Dia justru menyatakan Jokowi yang menyeberang dan tidak lagi sejalan dengan garis merah.
“Saya tetap di garis merah bersama PDI Perjuangan, bersama Mas Hasto, bersama Ibu Mega, kami tetap di situ. Lalu dalam satu bulan terkahir kami melihat Pak Jokowi, Mas Gibran, Mas Kaesang yang merah waktu wali kota, merah waktu gubernur, merah waktu presiden satu dan dua, merah waktu Gibran Wali Kota Solo tiba-tiba nyeberang,” jelas dia dalam talkshow Info A1 Kumparan, yang dipantau pada Sabtu (4/11/2023).
Alasan Ideologis
Mantan Sekretaris Kabinet itu bingung atas kondisi ini. Dia juga mempertanyakan kenapa hal itu bisa terjadi.
Sebagai akademisi, Andi berharap Jokowi punya alasan ideologis sampai akhirnya menyeberang dari PDI Perjuangan. Ideologi PDI Perjuangan jelas, Trisakti Bung Karno dan Berdikari secara ekonomi, itu penting.
Belum lagi hasil konferensi internasional era Bung Karno–Dasasila Bandung dan Konferensi Asia Afrika–yang sampai saat ini rekomendasinya masih jadi rujukan Indonesia dalam sikap politik luar negeri.
“Saat Mas Gibran waktu daftar bilang kartu-kartu dan seterusnya saya ngeliat lho itu Nawacita, kami yang nyusun di Jalan Cemara, dari Nawacita keluarlah kartu-kartu sebagai ide praktis kampanye, lho kok masih sama,” kata dia.
Contoh lain beda ideologi yang mungkin membuat Jokowi akhirnya menyeberang, misalnya pro Israel demi lebih dekat dengan Amerika. Tapi nyatanya, sikap politik masih sama, yakni mendukung Palestina.
“Tapi ketika Pak Jokowi seperti itu masih konsisten kok bela Palestina kenapa berseberangan dengan kami. Itu landasannya KAA, Dasasila kenapa memutuskan berbeda, itu yang belum saya dapat. Kenapa memutuskan pindah seberang,” ucap dia. (Kumparan.com)
No Comments