BRIEF.ID – Sejumlah emiten melakukan aksi korporasi (corporate action of listed companies) sebagai langkah strategis untuk mendongkrak kondisi keuangan, harga saham, dan kepentingan pemegang saham. Aksi korporasi biasanya diumumkan secara resmi melalui keterbukaan informasi kepada publik.
Adapun emiten yang melakukan aksi korporasi adalah PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk (BPII). Emiten ini menerima dividen sebesar Rp 2,05 miliar dari entitas asosiasinya, PT Woori Finance Indonesia Tbk (BPFI), pada 30 Juli 2025, seiring pembagian dividen tunai BPFI tahun buku 2024 senilai Rp26 miliar; BPFI yang 7,78% sahamnya dimiliki BPII mencatatkan laba bersih Rp 88,18 miliar, naik 1,75% dari tahun sebelumnya, dengan total aset Rp2,04 triliun, ekuitas Rp1,12 triliun, dan liabilitas Rp919,97 miliar.
Dikutip dari D’Origin pada Kamis (31/7/2025) PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat penurunan laba bersih sebesar 32% menjadi US$ 25,2 juta (Rp414 miliar) pada Semester I-2025, terutama akibat anjloknya laba kuartal II yang hanya US$ 3,5 juta karena tidak lagi mendapat keuntungan one-off dari aset derivatif seperti pada kuartal sebelumnya.
Pendapatan juga melemah 11% menjadi US$ 426,7 juta, meski produksi nikel matte naik 2,3%, penjualannya turun 1,5%, ditambah tekanan dari penurunan harga rata-rata nikel matte sebesar 10,5% menjadi US$ 12.014 per ton.
PT Elnusa Tbk (ELSA) mencatat laba bersih Rp 336,48 miliar pada Semester I-2025, turun 24,04% dibanding periode sama tahun lalu, meski pendapatan naik 10% menjadi Rp 6,9 triliun berkat pertumbuhan seluruh lini bisnis, terutama distribusi dan jasa BBM.
Menurut Direktur Keuangan Stanley Iriawan, laba tahun ini mencerminkan kontribusi murni dari bisnis utama dan efisiensi operasional, dengan segmen jasa hulu migas menyumbang 33% dan jasa penunjang migas 11%.
PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mencatat rugi bersih US$ 115,3 juta (sekitar Rp1,84 triliun) pada Semester I-2025, terutama akibat rugi non-kas US$ 96,7 juta dari divestasi dua anak usaha PLTU, meskipun langkah ini menghasilkan pemasukan kas US$ 123,6 juta.
Pendapatan konsolidasian turun menjadi US$ 172,2 juta dari US$ 248,7 juta, seiring anjloknya volume penjualan batu bara dari 1,7 juta ton menjadi 0,7 juta ton dan penurunan harga jual rata-rata dari US$ 83 menjadi US$ 52,9 per ton.
PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) mencatat lonjakan laba 113% pada Semester I-2025 menjadi Rp 142,05 miliar dari Rp 66,63 miliar di tahun sebelumnya, ditopang oleh pertumbuhan pendapatan sebesar 71,7% menjadi Rp 745,01 miliar akibat peningkatan produksi dan tingginya harga jual CPO.
Total aset naik menjadi Rp 2,42 triliun, seiring bertambahnya proporsi tanaman muda, sementara aset lancar meningkat 17% menjadi Rp 542,19 miliar karena naiknya persediaan dan aset biologis.
PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN) membukukan laba bersih Rp 561,27 miliar pada semester ini, melonjak 108,60% dari tahun sebelumnya, didorong oleh peningkatan volume dan harga jual rata-rata CPO, CPKO, dan PK.
Pendapatan TLDN naik 36,7% menjadi Rp2,55 triliun, dengan kontribusi terbesar dari penjualan CPO sebesar Rp 2,22 triliun, disusul PK Rp197,30 miliar dan CPKO Rp 124,03 miliar, di mana penjualan CPO tumbuh 28,2% akibat kenaikan volume 4,3% dan harga jual 22,9%.
PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mencatat kinerja keuangan yang tertekan pada Semester I-2025 dengan penurunan pendapatan sebesar 4,5% menjadi Rp 55,2 triliun dan laba bersih turun 36% menjadi Rp2,13 triliun, meskipun laba kotor meningkat 11% menjadi Rp 9,65 triliun seiring perbaikan margin laba.
PT Astra International Tbk (ASII) mencatat laba bersih Rp15,5 triliun pada Semester I-2025, relatif stabil dibandingkan Rp 15,8 triliun tahun sebelumnya, meski penjualan mobil turun 13% menjadi 201.633 unit.
Pendapatan bersih meningkat menjadi Rp162,8 triliun, dengan segmen alat berat dan pertambangan mencatatkan kontribusi tertinggi Rp 68,5 triliun, melampaui segmen otomotif Rp 61,7 triliun. Sisanya berasal dari jasa keuangan, agribisnis, infrastruktur, teknologi informasi, dan properti.
PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) membukukan laba bersih Rp 662 miliar pada Semester I-2025, naik 13% dibandingkan tahun sebelumnya, ditopang oleh pendapatan bersih Rp 8,8 triliun yang tumbuh 11,5% serta kenaikan laba kotor menjadi Rp 4,1 triliun dan EBITDA Rp 1,7 triliun. Meski dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi dan tren belanja yang tidak stabil, MAPA tetap mencatat pertumbuhan positif berkat tingginya minat konsumen terhadap gaya hidup aktif, terutama selama libur sekolah, serta strategi ekspansi melalui akuisisi VIVAIA di Thailand dan penguatan portofolio brand berkelanjutan.
PT Tripar Multivision Plus Tbk (RAAM) mencatat kinerja positif pada Semester I-2025 dengan laba bersih Rp 7,18 miliar, berbalik dari rugi Rp 98,37 miliar pada periode sama tahun sebelumnya, meski pendapatan turun 7,85% menjadi Rp 112,1 miliar akibat pergeseran pola konsumsi media.
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) mencatat pendapatan Rp 4,59 triliun pada Semester I-2025, tumbuh 3,3% secara tahunan, didorong oleh pertumbuhan tenant organik, perluasan layanan fiberisasi, dan kontribusi segmen non-tower; dari pendapatan tersebut, perseroan membukukan laba bersih Rp 1,09 triliun, naik 2,9% YoY, yang menurut Direktur Utama Theodorus Ardi Hartoko merupakan hasil dari strategi penguatan portofolio infrastruktur dan percepatan transformasi digital.
PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL) menggandeng Riscon Group untuk mengembangkan proyek rumah subsidi senilai Rp 500 miliar bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), dengan target pembangunan 3.000 unit rumah di lahan seluas awal 14 hektare yang akan diperluas hingga 30 hektare, berlokasi di Bogor, Serang, dan Sumedang, Jawa Barat—provinsi dengan backlog hunian sekitar dua juta kepala keluarga, di mana harga rumah subsidi ditetapkan pemerintah sebesar Rp166 juta per unit. (nov)