BRIEF.ID – Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional hingga akhir tahun 2022 sebesar 5,2% secara tahunan (year on year). Sedangkan, pada tahun 2023, pemerintah memperkirakan perekonomian nasional tumbuh di angka 5,3%.
“Di tahun 2023 forecast-nya di angka 5,3% sesuai APBN. Berbagai lembaga dunia baik OECD, IMF, World Bank, dan ADB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kita antara 4,7% sampai 5,1%, pada tahun depan,” kata Airlangga saat memberikan keterangan pers di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (6/12/2022).
Airlangga mengatakan, inflasi diperkirakan terkendali hingga akhir tahun. Setelah berada pada angka 5,9%, 5,72%, dan 5,42%, Airlangga memperkirakan sampai akhir tahun angka inflasi berada pada kisaran 5,34-5,5%.
Menurut Airlangga, dalam upaya penanganan pandemi, vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 86,8%, dosis kedua 74,3%, dosis ketiga 28,62%, dan dosis keempat sekitar 4%. Selain itu, seluruh kabupaten/kota berada pada level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1.
“Mengingat situasi yang ada, Kementerian Kesehatan akan melakukan sero survei lagi dan tentunya dengan sero survei pemerintah akan mengambil langkah-langkah lanjutan,” kata Airlangga.
Terkait ketahanan energi, Airlangga menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan jajaran menteri agar tahun depan dibuatkan mekanisme perencanaan implementasi B35 atau biodiesel 35%. Pengimplementasian B35 diharapkan akan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar minyak.
Dari segi pangan, Presiden Jokowi meminta agar cadangan pangan nasional diperhatikan dan ditingkatkan untuk berbagai komoditas, baik itu beras, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, daging sapi, ayam ras, telur, gula konsumsi, minyak goreng, dan juga cabai rawit. Pemerintah juga akan menyiapkan mekanisme pembiayaan bagi Bulog maupun RSI atau ID Food melalui Kementerian Keuangan.
“Pemerintah sudah mempersiapkan melalui Menteri Keuangan di mana nilai pinjaman baik itu untuk Bulog maupun ID Food itu dengan rate tertentu yang lebih rendah daripada rate pasar. Ini mekanismenya juga sedang disiapkan oleh pemerintah,” jelasnya.
Selanjutnya, kata Airlangga, Presiden Jokowi meminta jajarannya agar mempercepat izin-izin investasi di berbagai daerah di Tanah Air. Pemerintah saat ini telah memiliki potensi investasi yang besar hingga mendekati US$ 30 miliar.
“Bapak Presiden menginginkan agar perizinan terkait perizinan industri, perizinan konstruksi, perizinan amdal, itu diberikan dalam waktu yang relatif singkat,” lanjutnya.
Terkait pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik hingga industri otomotif berbasis listrik, Airlangga menyebut bahwa pemerintah akan menyiapkan insentif untuk memastikan investasinya masuk. Pemerintah meyakini bahwa ekosistem tersebut nantinya akan menjadi andalan ekonomi nasional.
“Oleh karena itu, terkait dengan ekosistem ini diminta untuk mendalami berbagai komoditas baik itu bauksit, alumunium, maupun nikel beserta integrasi ekosistemnya dalam bentuk EV baterai yang tentu membutuhkan nikel, kobalt, mangan, dan komoditas lainnya,” kata Airlangga.
No Comments