BRIEF.ID – Pelindung Persatuan Insan Kolintang Nasional (PINKAN) Indonesia Ibu Lis Purnomo Yusgiantoro mengaku terharu sekaligus bangga alat musik kolintang dari Sulawesi Utara dicatatkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Kolintang secara resmi diakui UNESCO sebagai bagian dari Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity, pada sidang ke-19 the Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Paraguay, pada 5 Desember 2024.
“Terima kasih, saya terharu. Perjuangan tiada henti selama 13 tahun akhirnya berbuah manis. Puji Tuhan,” kata Lis pada acara “Syukuran Pengakuan Kolintang oleh UNESCO” di Gedung PYC, Jalan Bulungan 22, Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2024)
Hadir pada kesempatan itu, Anggota Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Benny Mamoto, Penasihat Khusus Presiden Bidang Energi Purnomo Yusgiantoro, Wakil I Ketua Umum KONI Pusat Mayjen TNI Purn Soewarno, mantan Ketua Umum PINKAN Indonesia Ani Rachmat Sudibyo, Ketua Umum PINKAN Indonesia Penny Marsetio, dan jajaran PINKAN Indonesia.
Pengakuan kolintang oleh UNESCO mencakup lima domain penting Warisan Budaya Tak Benda, yaitu tradisi lisan, seni pertunjukan, praktik sosial dan ritual, pengetahuan ekologis, dan kerajinan tradisional. Selain itu, kolintang diharapkan menjadi katalisator perubahan yang mampu melampaui batas geografis, budaya, dan bahasa, serta mendukung pencapaian Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Lis mengaku, meski terlahir sebagai orang Jawa, ia sangat mencintai alat musik Kolintang, yang notabene berasal dari Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Diakuinya, jatuh cinta pada alat musik Kolintang, ketika sang suami, Purnomo Yusgiantoro dipercaya sebagai menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada era pemerintahan Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid tahun 2001.
Kecintaannya pada alat musik dari kayu itu kian bertambah, ketika Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri mempercayakan Purnomo Yusgiantoro menjabat menteri ESDM, yang berlanjut hingga KIB I pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pada Oktober 2004.
“Saya mengapresiasi perjuangan panjang selama 13 tahun kita semua. Para insan kolintang Indonesia yang tiada kenal lelah berjuang untuk mendapat pengakuan UNESCO. Perjuangan kita semua, akhirnya berbuah manis,” kata Lis.
Sebelumnya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam pidatonya secara virtual menyampaikan apresiasi kepada semua pihak atas berkontribusi dalam pencapaian ini.
“Kolintang bukan sekadar alat musik, melainkan simbol harmoni, persatuan, dan kreativitas masyarakat Indonesia. Pengakuan ini adalah bukti komitmen kita bersama dalam melestarikan kekayaan budaya bangsa,” kata Fadli seperti diberitakan Antara.
Menurut Fadli, pengakuan ini juga mencerminkan nilai lintas budaya kolintang yang memiliki kemiripan dengan Balafon, alat musik tradisional dari Mali, Burkina Faso, dan Côte d’Ivoire di Afrika Barat.
Kolaborasi Indonesia dengan ketiga negara ini menjadi bukti bahwa musik tradisional mampu menjembatani perbedaan geografis dan budaya. Fadli menyampaikan rasa hormat dan bangga kepada seluruh komunitas kolintang di Indonesia, mulai dari musisi, perajin, hingga praktisi budaya yang telah menjaga keberlanjutan alat musik ini. (nov)