BRIEF.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak resistance di level 8.700, pivot 8.600, dan support 8.500 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (12/12/2025).
Laporan Phintraco Sekuritas yang dirilis Jumat (12/12/2025), menyebutkan bahwa secara teknikal, MACD membentuk Death Cross yang mengindikasikan potensi pelemahan indeks masih berlanjut.
“Hal ini juga ditopang oleh Stochastic RSI yang mengarah ke bawah di area pivot serta volume jual yang relatif besar,” demikian laporan Phintraco Sekuritas.
Saat ini, investor akan menantikan pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang akan digelar, pada pekan depan, (17/12/2025). Saham-saham yang diunggulkan, antara lain SMGR, INTP, RATU, PYFA, dan PTRO.
Disebutkan, IHSG juga ditutup di bawah level MA5, namun masih bertahan di atas level MA20. Diperkirakan koreksi IHSG berpotensi berlanjut dan menguji level support di kisaran 8.550-8.600.
IHSG ditutup melemah di level 8.620,48 atau melemah 0,92% pada perdagangan Kamis (11/12/2025), setelah sempat menyentuh level intraday tertinggi baru di 8.776. Pelemahan IHSG, antara lain disebabkan oleh sell on news setelah The Fed menurunkan suku bunga sebesar 25 bps seperti yang diperkirakan.
Namun perkiraan bahwa The Fed berpotensi hanya akan menurunkan suku bunga sebanyak satu kali pada tahun 2026, cenderung mengecewakan harapan pasar yang sebelumnya mengharapkan akan terjadi penurunan suku bunga sebanyak 2-3 kali pada tahun depan.
Memasuki periode penawaran umum IPO SUPA yang banyak diminati investor, disinyalir juga mendorong terjadinya profit taking karena investor membutuhkan likuiditas untuk ikut serta dalam IPO tersebut.
Rupiah menguat pada level Rp16.665 per dolar AS pada perdagangan Kamis (11/12/2025), seiring pelemahan indeks Dolar AS. Memanasnya bentrokan perbatasan antara Thailand dan Kamboja juga menjadi faktor negatif karena berpotensi meningkatkan risiko geopolitik di Kawasan ASEAN. (nov)


