Masjid Ramah Pemudik

BRIEF.ID – Kebiasaan mudik Lebaran di Nusantara mempunyai arti yang sangat mendalam bagi masyarakat perantau. Mudik selain sebagai bentuk kegiatan melestarikan budaya, juga menjadi jalan untuk menjaga dan merawat tradisi serta budaya lokal yang ada di kampung halaman. ​

Selain itu, mudik juga memiliki makna spiritual, yaitu sebagai bentuk syukur atas kesempatan menjalankan ibadah puasa dan merayakan lebaran bersama keluarga.

Tradisi mudik Lebaran tidak hanya menjadi seremonial berkumpul dengan keluarga. Namun juga sarana untuk mempererat silaturahim, melestarikan budaya, dan meningkatkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Tradisi mudik Lebaran di Indonesia acap kali dihadapkan pada berbagai tantangan yang memengaruhi kenyamanan dan keselamatan perjalanan para pemudik. Beberapa tantangan utama yang sering dihadapi antara lain:​ kelelahan selama perjalanan, keterbatasan fasilitas istirahat dan risiko kecelakaan.

Jelang Lebaran, Kementerian Agama (Kemenag) menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 2 Tahun 2025 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1446 H/2025 M. Salah satu poin utama dalam edaran ini adalah imbauan kepada pengelola masjid dan musala di jalur mudik agar tetap beroperasi selama 24 jam.

Masjid memiliki peran strategis yang melampaui fungsi utamanya sebagai tempat ibadah. Sejak masa Rasulullah SAW, masjid telah berfungsi sebagai pusat berbagai aktivitas yang mendukung kesejahteraan dan kemajuan masyarakat. Selain menjadi pusat pengembangan pendidikan dan ilmu, masjid bisa menjadi pusat kegiatan sosial dan pemberdayaan ekonomi umat.

Masjid Ramah Pemudik adalah inisiatif yang bertujuan menjadikan masjid-masjid di sepanjang jalur mudik sebagai tempat istirahat dan layanan bagi para pemudik selama periode mudik lebaran. Inisiatif ini dirancang untuk memberikan kenyamanan dan fasilitas yang dibutuhkan oleh para musafir dalam perjalanan mereka.​

Ada beberapa tujuan utama masjid ramah pemudik. Pertama, menyediakan tempat istirahat yang nyaman. Masjid-masjid yang berpartisipasi dalam program ini diinstruksikan untuk buka 24 jam, menyediakan tempat bagi pemudik untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. ​

Kedua, menyediakan fasilitas kebersihan dan kesehatan. Masjid diharapkan menyediakan toilet bersih dan fasilitas kesehatan dasar. Beberapa masjid bahkan menawarkan layanan pijat refleksi gratis untuk membantu pemudik mengurangi kelelahan.

Ketiga, penyediaan konsumsi. Masjid menyediakan makanan dan minuman untuk berbuka puasa atau sahur bagi pemudik yang sedang menjalankan ibadah puasa. ​

Keempat, dukungan ekonomi lokal. Langkah ini dilakukan dengan enyediakan stand UMKM di area masjid. Program ini juga bertujuan mendukung perekonomian lokal dan memberikan kesempatan bagi pemudik untuk membeli oleh-oleh atau kebutuhan lainnya. ​

Keberadaan Masjid Ramah Pemudik, diharapkan perjalanan mudik menjadi lebih aman, nyaman, dan bermakna, serta memperkuat peran masjid sebagai pusat layanan masyarakat.

Kabupaten Situbondo, adalah salah satu daerah yang dapat dijadikan contoh implementasi program Masjid Ramah Pemudik. Pada tahun ini, pemerintahnya menyediakan 20 masjid sepanjang jalur Pantura untuk disinggahi bagi para pemudik.

Sementara itu, untuk mewujudkan Masjid Ramah Pemudik, Kementerian Agama perlu kolaborasi dengan pengurus Dewan Kemakmuran Masjid beserta Badan Kesejahteraan Masjid untuk optimalisasi peran masjid selama musim mudik dan juga arus balik lebaran.

Ada banyak dampak positif yang bisa dirasakan dari Masjid Ramah Pemudik. Bagi pemudik dengan adanya masjid bisa mengurangi kelelahan dan risiko kecelakaan akibat kurang istirahat.

Bagi Masyarakat lokal sekitar masjid mereka bisa mendapatkan penghasilan melalu pemberdayaan ekonomi dengan berjualan makanan, minuman bahkan oleh-oleh khas daerahnya. Di samping itu bisa meningkatan citra positif daerah sebagai wilayah yang peduli terhadap pemudik.

Tantangan yang dihadapi untuk Masjid Ramah Pemudik adalah ketersediaan sumber daya untuk operasional 24 jam dan pemeliharaan kebersihan serta keamanan fasilitas masjid.

Untuk itu, perlu diadakan pelatihan bagi pengelola masjid dalam manajemen layanan publik. Kerja sama dengan pemerintah daerah dan komunitas untuk dukungan sumber daya. Kampanye informasi kepada pemudik mengenai lokasi dan fasilitas Masjid Ramah Pemudik. Selamat mudik !!

Penulis: Naif Adnan (Penyuluh Agama Islam KUA Pesanggrahan Kota Jakarta Selatan)

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Alokasi Anggaran Tambahan untuk Ramadan dan Idul Fitri 2025 Meningkat , Potensi Perputaran Uang Capai Rp303,19 Triliun

BRIEF.ID - Alokasi anggaran tambahan untuk keperluan Ramadan dan...

Survei BSI Institute: Kinerja Triwulan I Jadi Penentu Pencapaian Target Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini

BRIEF.ID - Hasil survei Bank Syariah Indonesia (BSI) Institute...

Gempa Dahsyat Guncang Myanmar dan Thailand, Indonesia Tawarkan Bantuan  

BRIEF.ID – Pemimpin negara-negara Asia menyampaikan solidaritas kepada Myanmar...

Presiden Prabowo: Anak Indonesia Tidak Boleh Lapar

BRIEF.ID - Presiden Prabowo Subianto menegaskan, masa depan Indonesia...