BRIEF.ID – Menjelang akhir tahun, sejumlah emiten melakukan aksi korporasi dalam upaya meningkatkan kinerjanya.
Dikutip dari laporan D’Origin yang dirilis Rabu (10/12/2025), PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) memberikan penjaminan atas fasilitas uang muka jual beli minyak mentah hingga US$ 80 juta, yang diterima dua anak usahanya di Thailand dari Petco Trading Labuan Company Ltd. melalui perjanjian yang diteken pada 4 Desember 2025, MEDC menegaskan bahwa penjaminan ini tidak berdampak pada operasional maupun kondisi keuangan perseroan.
Sebelumnya, MEDC juga telah menandatangani perjanjian alokasi biaya dengan sejumlah anak usaha sebagai bagian dari migrasi sistem ERP ke SAP S/4HANA, yang ditargetkan rampung pada tahun 2027 untuk meningkatkan efisiensi dan keseragaman operasional grup.
PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) menetapkan dividen interim sebesar Rp 47,57 miliar atau Rp26,16 per saham. Keputusan ini disetujui Dewan Komisaris setelah permohonan Direksi pada 1 Desember 2025. Pembagian dividen didasarkan pada laba bersih 30 September 2025 yang mencapai Rp 190,29 miliar.
IPCC juga membuka peluang aksi korporasi dengan perusahaan asing untuk mendorong pertumbuhan anorganik, termasuk opsi merger dan akuisisi dengan mitra dari Timur Tengah dan Eropa.
Direktur Utama IPCC, Sugeng Mulyadi mengatakan pembahasan awal sudah dilakukan, seiring kapabilitas IPCC yang telah berstandar internasional. Meski banyak peluang ekspansi di luar Indonesia, detail kerja sama belum dapat diungkap karena aturan keterbukaan informasi, namun akan diumumkan resmi jika sudah ada MoU atau perjanjian.
PT Multi Makmur Lemindo Tbk (PIPA) memasuki fase baru setelah PT Morris Capital Indonesia (MCI) resmi menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan 49,92%, langkah yang memperkuat transformasi dan ekspansi perseroan ke sektor infrastruktur, utilitas, serta industri bernilai tinggi seperti Oil & Gas dan produk polyethylene. Pergantian kendali ini bertepatan dengan kinerja solid, di mana pendapatan per September 2025 tumbuh 30,5% menjadi Rp25,89 miliar, didukung peningkatan penjualan segmen pipa sebagai tulang punggung usaha.
PT Folago Global Nusantara Tbk (IRSX) mencatat lonjakan kinerja signifikan pada sembilan bulan pertama 2025 setelah pergantian pengendali, restrukturisasi bisnis, dan efisiensi operasional. Perseroan membukukan laba Rp 34,15 miliar, melonjak 1.776% dari tahun sebelumnya, didukung pendapatan baru dari bisnis AI, media commerce, dan entertainment.
Manajemen menyebut penguatan laba ini sebagai bukti keberhasilan strategi penyehatan perusahaan, diperkuat oleh lonjakan laba bruto 685% menjadi Rp 43,01 miliar serta penurunan rasio beban pokok pendapatan dari 99,24% menjadi 79,25%.
PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) dan PT Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) resmi memulai pembangunan tahap pertama Kertajati Aerospace Park melalui seremoni groundbreaking di Bandara Kertajati.
Proyek ini melanjutkan kolaborasi strategis kedua pihak untuk mewujudkan kawasan dirgantara terpadu di Indonesia. Tahap awal difokuskan pada pembangunan infrastruktur dasar serta hanggar rotary wing, termasuk pematangan lahan, akses jalan, dan jaringan utilitas utama.
Hanggar yang mampu menampung beberapa helikopter kelas menengah ini ditargetkan mulai beroperasi bertahap pada kuartal III atau IV 2026 sebagai bagian dari upaya memperkuat ekosistem MRO dan industri aviasi nasional.
PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE) berencana melakukan buyback saham hingga Rp140 miliar, yang akan dimintakan persetujuan pada RUPSLB 9 Januari 2026. Dana tersebut dialokasikan untuk membeli maksimal 342,6 juta saham atau 5% dari modal disetor.
Perseroan memastikan buyback tidak melebihi batas 20% modal dan free float tetap di atas 7,5%.
PT Medela Potentia Tbk (MDLA) melalui anak usahanya, PT Anugrah Argon Medica (AAM), resmi ditunjuk sebagai distributor produk obat resep PT Merck Tbk (MERK) di Indonesia, mulai 1 Desember 2025. Penunjukan ini menjadi langkah strategis untuk memperluas portofolio distribusi AAM di sektor farmasi dan alat kesehatan, sekaligus memperkuat rantai pasok, integritas data, dan jangkauan produk Merck di pasar domestik. AAM menyebut kerja sama ini sebagai hasil seleksi ketat dan menjadi bukti kepercayaan mitra global terhadap kapabilitas operasional perusahaan.
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) memperkuat ekspansi bisnis melalui peningkatan modal besar pada PT Telemedia Komunikasi Pratama (TKP) lewat entitas terkendali PT Dharma Sinar Semesta (DSS).
Modal ditempatkan dan disetor TKP melonjak dari Rp 54,95 miliar menjadi Rp 862,48 miliar, dengan Rp 807,53 miliar berasal dari DSS, dan modal dasarnya turut meningkat menjadi Rp3,4 triliun.
Manajemen menyebut langkah ini sebagai dorongan strategis untuk mempercepat pengembangan infrastruktur dan layanan digital TKP, dan transaksi ini dikategorikan sebagai aksi afiliasi yang dikecualikan dari ketentuan POJK karena dilakukan antarperusahaan dengan kepemilikan lebih dari 99%. (nov)


