BRIEF.ID – Pada hari terakhir masa kampanye terbuka Pilpres 2024, TPN Ganjar-Mahfud menggelar Hajatan Rakyat di dua kota di Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kota Solo dan Kota Semarang, pada Sabtu (10/2/2024). Hajatan Rakyat Solo digelar pada pagi hari dan Hajatan Rakyat Semarang, pada siang hari.
Deputi Kanal Media TPN Ganjar-Mahfud, Karaniya Dharmasaputra mengungkapkan, Hajatan Rakyat, baik di Solo maupun Semarang akan menghadirkan Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Mahfud MD yang akan menyapa masyarakat juga menyampaikan orasi politik.
“Hajatan Rakyat Solo diwarnai kegiatan budaya mulai dari Grebeg, Ruwatan hingga Kirab Warisan Budaya Indonesia,” kata Karaniya di Solo, Jawa Tengah (10/2/2024).
Karaniya menyatakan, Hajatan Rakyat Solo akan ditandai Grebeg, Ruwatan, senam Zumba diiringi lagu “Sat Set Tas Tes,“ dilanjutkan atraksi Parade Reog, Barongsai, Liong, Lembu Suro hingga Pagelaran Wayang Orang yang sarat budaya.
“Kegiatan pendukung Hajatan Rakyat Akbar ini, diselenggarakan di 14 titik di berbagai penjuru Kota Solo, mengusung tema Pundak Harapan Rakyat, Hajatan Rakyat. Hajatan Rakyat dimulai pada Sabtu pagi,” tutur Karaniya.
Dari Solo, Hajatan Rakyat juga digelar di Semarang, Jawa Tengah, pada Sabtu (10/2/2024). Hajatan Rakyat Semarang akan dimulai pada siang hari di Simpag Lima Kota Semarang.
Pada acara Hajatan Rakyat Solo dan Hajatan Rakyat Semarang, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD akan menyampaikan aspirasi rakyat beserta harapan-harapan menuju Pilpres 2024, yang akan digelar 14 Februari 2024.
Selain dihadiri para tokoh nasional, Hajatan Rakyat Solo dan Hajatan Rakyat Semarang juga akan menampilkan deretan seniman legendaris yang akrab dengan rakyat, di antaranya Butet Kartaredjasa, NDX AKA, Rara Lida, Lala Widhy, Mala Agatha, Vega, Grup Band Slank, Nassar, Nella Kharisma, Woro Widowati, Danang, Cak Lontong, Oppie Andaresta, Duet Spesial Alam Ganjar dan NDX AKA, Yenny Wahid, dan Once Mekel.
“Hajatan Rakyat Semarang menjadi hajatan pamungkas. Mas Ganjar dan Prof Mahfud akan berbaur Bersama masyarakat untuk menyuarakan tekad bulat untuk terus menjaga dan mengawal Indonesia sebagai sebuah Republik yang demokratis,” kata Karaniya.
Merawat Demokrasi
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan kampanye Pilpres 2024 dimulai pada 28 November 2023 dan berakhir pada 10 Februari 2024. Pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD mengawali kampanye di Sabang (Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam) dan Merauke (Provinsi Papua Selatan).
Duet Ganjar-Mahfud mengakhiri masa kampanye Pilpres 2024 dengan menggelar Hajatan Rakyat di Kota Solo dan Kota Semarang.
Karaniya menyampaikan, ada tiga pesan penting yang akan disampaikan dwitunggal Ganjar-Mahfud, pada Hajatan Rakyat, baik di Solo maupun Semarang. Pesan yang akan disampaikan adalah pentingnya kecintaan rakyat kepada pemimpinnya, menjaga dan merawat demokrasi sebagai budaya bangsa, serta merapatkan barisan untuk menegakkan kesakralan demokrasi ke seluruh penjuru negeri.
Salah satu rangkaian kegiatan Hajatan Rakyat yang menarik, jelas Karaniya, adalah meruwat Gedung Balai Kota Surakarta sebagai simbol kekuasaan saat ini. Ruwatan dimaksudkan sebagai simbol kecintaan rakyat Solo Raya kepada pemimpinnya, revolusi cinta dilakukan agar segala keburukan, serta gangguan di pusat kekuasaan kembali mendapatkan keselamatan, kewarasan, dan ketenteraman.
Ruwatan dalam tradisi masyarakat Jawa adalah sebuah permintaan tulus kepada Tuhan Yang Maha Esa agar terbebas dari segala bentuk bahaya dan bencana, serta untuk mendapatkan keselamatan dan kebaikan dalam menjalani kehidupan.
“Dalam ruwatan ada beberapa ritual pendukung seperti lakon Wayang, Sesajen, Bunga, dan Barang-barang lainnya yang dianggap dapat mendukung tercapainya maksud dari ruwatan,” ujar dia.
Meruwat Gedung Balai Kota, jelas Karaniya, berarti membersihkan Gedung Balai Kota yang menjadi simbol kekuasaan dari segala macam bentuk kotoran, kesialan, bencana, dan bahaya.
“Harapannya, kekuasaan akan kembali berpihak kepada rakyat Solo Raya,” jelas dia.
Kirab juga menjadi bagian penting karena ditandai berbagai pertunjukan meriah yang melibat berbagai lapisan masyarakat, yang berkumpul untuk menyatukan tekad, yaitu merawat demokrasi. “Hajatan rakyat, bukan pesta konglomerat. Hajatan Rakyat ada ungkapan syukur rakyat kepada Yang Maha Esa,” ujarnya.