BRIEF.ID – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan Indonesia berlanjut pada Maret 2023 sebesar US$ 2,91 miliar, setelah pada bulan Februari 2023 mencatat surplus US$ 5,46 miliar AS.
“Bank Indonesia memandang perkembangan ini positif bagi upaya untuk terus menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin (17/4/2023).
Erwin mengatakan, ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas lain untuk semakin meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Disebutkan, surplus neraca perdagangan Maret 2023, utamanya didorong oleh berlanjutnya surplus neraca perdagangan nonmigas. Meskipun melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya, neraca perdagangan nonmigas tercatat surplus US$ 4,58 miliar didukung oleh tetap kuatnya kinerja ekspor nonmigas sebesar US$ 22,16 miliar.
Ekspor nonmigas yang tetap kuat terutama bersumber dari peningkatan ekspor komoditas berbasis sumber daya alam seperti batu bara, logam mulia, bijih logam, serta besi dan baja seiring harga komoditas global yang masih tinggi. Kenaikan ekspor nonmigas juga tercatat pada produk manufaktur seperti mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya.
Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang tercatat meningkat dan menjadi kontributor utama terhadap total ekspor Indonesia.
Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat sedikit meningkat dari US$ 1,22 miliar pada Februari 2023 menjadi defisit US$ 1,68 miliar pada Maret 2023.
No Comments