Konsultasi Sinodal Ekologi GPIB 2024,Peran Vital Gereja  Wujudkan Transformasi Sikap dan Perilaku Umat

June 7, 2024

BRIEF.ID – Gereja berperan sangat vital untuk menjadi pendorong mewujudkan  transformasi sikap dan perilaku umat  mengatasi degradasi  alam dan perubahan iklim, yang kini marak terjadi di berbagai daerah di Tanah Air.

Degradasi alam selain  memicu terjadinya pemanasan global, juga bencana  alam meteorologi, seperti  badai tropis,  kekeringan, banjir, dan tanah longsor.

“Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri untuk memulihkan kerusakan lingkungan. Diperlukan kerja bersama lintas generasi  untuk mengatasi krisis di planet ini. Dan, gereja berperan vital  melakukan transformasi sikap dan perilaku umat,” kata Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Bidang Industri dan Perdagangan Internasional  Novia Widyaningtyas saat menjadi keynote speaker pada Konsultasi Sinodal Ekologi GPIB 2024, di Pekanbaru, Riau, Jumat (7/6/2024).

Ketua II FMS GPIB Pendeta Manuel Raintung

Hadir pada kesempatan itu, Ketua Umum Fungsionaris Majelis Sinode (FMS) GPIB Pendeta  Paulus Kariso Rumambi, Ketua II FMS GPIB Pendeta Manuel Raintung, Sekretaris I FMS GPIB Pendeta Emmawati Yulia Rumampuk Baule, Ketua Departemen Germasa GPIB Penatua Irjen Pol (Purn) Alex Mandalika, Direktur Eco Bhinneka Muhammadiyah Hening Parlan,  peserta dari 25 Musyawarah Pelayanan (Mupel), dan Unit-unit Misioner lingkup Sinodal.

Novia mengungkapkan, saat ini  terjadi 3 krisis planet (triple planetary crisis)  yang mengacu pada 3 persoalan utama yang saling terkait satu sama lainnya,  yaitu perubahan iklim, hilangnya  keanekaragaman hayati, serta polusi dan limbah.  

Situasi memprihatinkan ini, kata dia, memerlukan kolaborasi 5  unsur (pentahelix) yang menjadi subjek atau stakeholder bakti alam, yaitu  akademisi,  pelaku usaha,  komunitas,  pemerintah,  dan media.

Jajaran Fungsionaris Majelis Sinode GPIB bersama para pembicara dan pendeta Mupel Sumatera Barat, Riau, dan Bengkulu (Saribu).

“Saya bangga diundang Majelis Sinode GPIB menjadi pembicara pada Konsultasi Sinodal Ekologi GPIB 2024 di Riau. Denominasi apa pun diharapkan dapat berkolaborasi dan berinovasi untuk memulihkan alam,” kata Novia.

Sementara itu, Ketua II FMS GPIB Pendeta Manuel Raintung mengatakan, Konsultasi Ekologi  dimulai dengan internalisasi pemahaman Gereja Ramah Lingkungan (GRL) dan praktik Eco Church yang terus disosialisasikan GPIB kepada  Jemaat  di wilayah pelayanan, yang tersebar di 26 provinsi Indonesia.

Green-Education, liturgi, dan habitus ini diharapkan menumbuhkan wawasan dan perilaku mencintai alam dan lingkungan.

“GPIB juga berkomitmen untuk menerapkan Green Policy yang mencerminkan tanggung jawab gereja sebagai sahabat atau saudara alam. Kebijakan ini dibuat sebagai panduan praktis yang mengarahkan seluruh anggota gereja  berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung keberlanjutan lingkungan,” kata Pendeta Manuel.

Disebutkan,  salah satu aspek penting yang terus diusung adalah pembangunan kemitraan  strategis dengan korporasi atau pelaku bisnis dan industri yang berbasis pemanfaatan sumber daya alam.

Green Collaboration ini bertujuan untuk melihat peluang untuk pilot projects yang sangat mungkin dimasuki Gereja untuk restorasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat di mana Gereja hadir,” kata dia.

Lebih lanjut Pendeta Manuel mengatakan, peluang partisipasi kemitraan gereja, sektor swasta, dan pemerintah dalam sinergi gerakan pro lingkungan yang diinisiasi GPIB,  diharapkan meluas pada sinergisitas antara gereja, komunitas, dan sektor swasta lainnya.

“Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan inovasi dan solusi yang berkelanjutan, tidak hanya bagi anggota gereja tetapi juga bagi masyarakat dan lingkungan secara keseluruhan,” ujar dia.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Departemen Germasa GPIB Penatua Irjen Pol (Purn) Alex Mandalika.

Ia berharap Konsultasi Sinodal Ekologi GPIB 2024 dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi umat untuk menjadi rekan Allah di tengah konteks krisis lingkungan saat ini.

Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi gereja-gereja lain serta komunitas luas untuk mengambil peran aktif dalam menghadapi tantangan lingkungan masa kini.

“Melalui kolaborasi, edukasi, dan aksi nyata, GPIB bersedia dirangkul dan merangkul untuk mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan untuk generasi yang akan datang,” kata Alex.

No Comments

    Leave a Reply