Dinilai Gagal, Ormas Pendiri Partai Golkar Minta Airlangga Hartarto Mundur

July 13, 2023

BRIEF.ID –  Tiga ormas pendiri Partai Golkar, yakni Kosgoro 1957, Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), dan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) meminta Airlangga Hartarto untuk mundur dari posisi Ketua Umum DPP Golkar karena dinilai gagal meningkatkan performa partai dan tingkat keterpilihannya.

Ketiga ormas itu mendesak elite Partai Golkar  segera  menggelar musyawarah luar biasa (Musnaslub) untuk menggantikan posisi Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum DPP Golkar.

“Pak Airlangga tidak apa-apa di kementerian. Memimpin sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, tetapi Partai Golkar diserahkan kepada yang lebih mampu untuk menjaga dan mempertahankan paling tidak meningkatkan suara dari 14% naik,” kata  Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (Depinas) SOKSI Lawrence T.P. Siburian mengutip Antara, Kamis (13/7/2023).

Lawrence menyatakan,  Airlangga sebagai Ketua Umum DPP Golkar tidak jelas akan membawa partai berlambang pohon beringin itu ke arah mana. Padahal, waktu pendaftaran bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden menyisakan waktu 3 bulan lagi.

Ironisnya, saat ini elektabilitas Airlangga Hartarto hanya mencapai 1% dan perolehan suara Golkar  14%. Apabila ingin membentuk koalisi baru, kata dia, masih terdapat partai yang belum menentukan arah dukungannya, yakni Partai Amanat Nasional (PAN).

PAN yang memiliki perolehan suara sebanyak 7% bergabung dengan Golkar, maka kedua partai itu telah memenuhi presidential threshold 20% sebagai syarat untuk mencalonkan pasangan presiden/wakil presiden. Namun,  koalisi kedua partai itu tidak akan membawa kemenangan. Pasalnya, Airlangga Hartarto hanya memiliki elektabilitas capres sekitar 1%.

“Tidak ada orang yang mau ikut pilpres untuk kalah, semuanya mau menang. Oleh karena itu, kami melihat dampaknya pada Partai Golkar nanti dalam pemilihan anggota legislatif,” jelasnya.

Ia juga menargetkan Golkar dapat mengisi 100 kursi di DPR RI. Lawrence mengaku sudah memiliki perhitungan dan analisis angka dari Sabang sampai Merauke.

“Nanti kenyataannya pada waktu pemilu yang akan datang. Akan tetapi, kami sudah tahu persis bahwa ini berbahaya,” tambah dia.

Adapun berbagai survei menyebutkan Golkar akan turun ke nomor 4 atau 5. Hal ini dinilai menurunkan posisi Golkar sebagai partai besar menuju partai menengah, bahkan tidak menutup kemungkinan menjadi partai gurem.

“Karena apa? Setiap pemilih masuk ke ruang pemilihan yang pertama dia coblos, ya, pasangan calon presiden/wakil presiden yang dia sukai, baru partai dari pasangan calon itu dia coblos,” kata Lawrence.

No Comments

    Leave a Reply