Nilai Tukar Dolar Jatuh Menyusul Melemahnya Data Inflasi AS

December 14, 2022

BRIEF.ID – Dolar AS berupaya mendapatkan pijakan di sesi Asia pada Rabu (14/12/2022) sore, setelah menukik tajam semalam karena data inflasi yang lebih dingin dari perkiraan memicu ekspektasi bahwa Federal Reserve (Fed) akan memetakan jalur kenaikan suku bunga yang lebih lambat di kemudian hari.

Setelah memberikan empat kenaikan 75 basis poin berturut-turut, bank sentral AS  diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin saat mengakhiri pertemuan dua harinya pada Rabu waktu setempat.

Nilai tukar Euro datar terhadap dolar AS di posisi 1,0627 per dolar, tidak jauh dari level tertinggi enam bulan di 1,0673 yang disentuhnya di sesi sebelumnya.

Yen Jepang, yang melonjak 1,6% terhadap dolar AS pada Selasa (13/12/2022), bertahan di 135,435 per dolar AS, sementara Poundsterling Inggris terakhir diperdagangkan di 1,2351 per dolar AS, datar pada hari ini.

Indeks dolar, yang mengukur greenback versus enam mata uang utama, datar di 104,05, setelah mencapai level terendah enam bulan di 103,57 setelah data inflasi.

Indeks jatuh 9% sejak mencapai level tertinggi 20 tahun pada September karena ekspektasi suku bunga AS tinggi yang memicu kenaikan dolar mulai mereda.

Harga konsumen AS naik lebih rendah dari yang diperkirakan untuk bulan kedua berturut-turut pada November, dengan harga konsumen yang mendasari naik paling sedikit dalam 15 bulan, menurut laporan dari Departemen Tenaga Kerja pada Selasa (13/12/2022).

Perlambatan inflasi IHK mendukung kasus FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) untuk mengurangi kenaikan suku bunga Fed fund menjadi 50 basis poin, kata Ahli Strategi Mata Uang Commonwealth Bank of Australia (CBA), Carol Kong.

“Kami memperkirakan Ketua FOMC Powell pada konferensi persnya untuk berbicara tentang risiko pertumbuhan ekonomi serta kebutuhan untuk menurunkan inflasi ke targetnya,” kata Kong, mencatat fokus pada pertumbuhan ekonomi kemungkinan akan disambut oleh aset-aset berisiko dan menarik dolar lebih rendah.

Fed fund berjangka telah memperkirakan suku bunga terminal yang lebih rendah, di mana Fed berhenti mendaki tepat di bawah 5,0% pada Maret. Pedagang sekarang bertaruh pada kenaikan 25 basis poin pada masing-masing dari dua pertemuan pertama Fed tahun 2023 dan tidak lebih, dengan kemungkinan kenaikan terakhir bisa terjadi pada Mei, bukan Maret. (Antara)

No Comments

    Leave a Reply