Pasar Modal Indonesia Menjanjikan, Ini Saham 6 Sektor yang Direkomendasi Beli

November 7, 2022

BRIEF.ID – Vice President sekaligus Senior Analis Teknikal PT Samuel Sekuritas Indonesia Muhammad Alfatih menyatakan, pasar modal Indonesia makin menjanjikan seiring menguatnya fundamental pertumbuhan ekonomi nasional.

Dikatakan, daya tarik pasar modal Indonesia harus dicermati secara bijak dengan mengoleksi saham-saham yang memiliki tren positif dan berpotensi menguat. Nah, saham-saham yang memenuhi kriteria itu berasal dari enam sektor , yaitu cyclical, non-cyclical, basic, energy, financial, dan health.

“Indeks kita saat menghadapi tantangan ekonomi,  tidak membutuhkan waktu  lama, hanya  1 atau 2 tahun,  sudah balik. Bahkan, kenaikannya bisa 2 hingga 3 kali lipat. Saya optimistis  ada  pergerakan yang besar di market kita dalam beberapa tahun ke depan,” kata Alfatih saat menjadi pembicara pada  Investment Talk “Menentukan Arah Investasi 2023” yang diselenggarakan  D’Origin Financial & Business Advisory dan Igico Advisory, Minggu (6/11/2022).

Ia mengatakan,  berkaca dari sejarah ketika ekonomi Indonesia dihadapkan pada kondisi yang menantang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selalu memiliki peluang untuk bertumbuh lebih baik antara 2 hingga 3 kali lipat.

Ia memprediksi  target harga dari beberapa emiten itu adalah   KLBF dengan target teoretis di level 2.330, CARS dengan target hingga level 120, MAPI di level 1.570-1.830, LPPF bisa hingga level 10.000, SCMA di level 310, AMRT target fibonaci 3.000-3.050.

Kemudian MYOR dengan target di level 2.570-2.800, ICBP target 10.500-11.250, AALI dengan target 9.450-10.000, INDF target 6.600, TKIM target di level 9.200-9.675, SMGR  target 9.850-10,550, INTP target 11.625, INCO di level 8.150-8.750.

ANTM dengan target di level 2.580-2.775, MEDC target 1.290-1.530, AKRA target 2.000, PGAS target 2.190-2.350, ENRG 405, ITMG target sekitar 54.250. Selanjutnya adalah BBCA dengan target 10.200, BMRI dengan resistance 11.700, BBRI 5.000-5.500.

“Jadi logikanya adalah saham-saham yang out perform ada tren dan momentum itu tentu didorong dengan dana yang masuk. Jadi yang perform tentu itu dipilih oleh big fund,  sedangkan yang underperform cenderung ditinggalkan  big fund,” jelas dia.

No Comments

    Leave a Reply