Terpacu Kinerja & Prospek Bisnis, Saham BRIS Bisa Kembali Tembus Level 2.000

January 31, 2022

Jakarta, 31 Januari 2022–Kinerja yang apik sepanjang 2021 dan prospek bisnis yang kuat ke depan dinilai akan mendorong kinerja saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI pada 2022 sehingga bisa kembali menembus level 2.000.


Aria Santoso, President Director of CSA Institute mempertegas proyeksi tersebut. Dia menjelaskan bahwa sentimen positif dari kinerja BSI sepanjang 2021 yang menunjukkan pertumbuhan dibandingkan dengan capaian pada 2020 akan mendorong harga saham emiten berkode BRIS tersebut.


“Hal itu akan menjadi katalis positif pergerakan harga saham BRIS pada tahun ini,” ujarnya


Menilik laporan keuangan yang dirilis di Bursa Efek Indonesia, BSI mampu membukukan laba bersih sebesar Rp3,03 triliun pada 2021. Raihan itu naik sekitar 38,42% dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau secara year on year (YoY).


Dari sisi pembiayaan, BSI berhasil mencatatkan pertumbuhan sekitar 9,32% secara YoY menjadi Rp171,29 triliun dari tahun sebelumnya Rp156,70 triliun. Dalam penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tabungan Wadiah mengalami penaikan 15,30% secara YoY yang mencapai Rp34,10 triliun.


Adapun total tabungan nilainya mencapai Rp99,37 triliun atau naik sekitar 11,60% secara YoY. BSI pun berhasil menekan biaya dana atau cost of fund menjadi 2,03% dari 2,68%.


Aria pun menjelaskan prospek bisnis BSI. Dia mengatakan fakta bahwa Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, menjadi captive market yang sangat menjanjikan untuk pertumbuhan BRIS.


“Juga rencana pemerintah memperkuat industri keuangan syariah hingga industri halal nasional akan berpengaruh sebagai peluang meningkatnya aktifitas bisnis dan pertumbuhan nasabah BRIS,” ujarnya menekankan.


Dengan potensi-potensi tersebut pihaknya memproyeksikan target harga saham BRIS ke depan Rp2.200. Di sisi lain, Aria pun menjelaskan penghambat kenaikan saham BRIS saat ini. Yaitu adanya kekhawatiran investor akan meningkatnya angka pinjaman bermasalah atau NPF akibat dampak dari pandemi.


Sentimen Positif
Namun dia memberikan rekomendasi bagi investor bahwa hal tersebut tak perlu terlalu dikhawatirkan. Pasalnya saat ini belum terlihat hambatan tersebut karena adanya program restrukturisasi yang tepat dari manajemen BSI. Selain itu, hingga Desember 2021 perseroan mampu menjaga NPF Nett yang semakin membaik menjadi 0,87%.


Sebagai gambaran, mengutip data perseroan dari laman ir.bankbsi.co.id, terakhir kali saham BRIS menyentuh level 2.000 terjadi pada November 2021. Saat itu level tertinggi hingga mencapai 2.140. Memasuki Desember 2021 hingga kini terus menurun ke level 1.500-an.


Terkait hal itu, Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada mengatakan tidak masalah. Pasalnya BRIS secara fundamental tidak memiliki masalah dalam kinerja.


Dia menyebut perseroan memiliki kinerja perbankan yang baik dengan pertumbuhan pendapatan, laba, dan sejumlah rasio perbankan lainnya. Menurutnya, saat ini grafik dari pergerakan saham BRIS masih cenderung konsolidasi seiring wait and see pelaku pasar terhadap pengembangan bisnis perseroan.


Ke depan, sentimen dari pengembangan industri halal dan juga transformasi digital BSI diharapkan dapat memberikan sentimen positif. Dengan demikian turut memberikan peluang bagi BRIS untuk bisa kembali meningkat harga sahamnya.


“Sekarang kalau bisa bertahan di atas level 1.500, harusnya masih ada peluang untuk bisa kembali ke level 1.800. Dan selanjutnya saya masih optimistis BRIS bisa ke level 2.100 melihat segala potensi yang saya sebutkan tadi,” ujarnya.

Senada, praktisi pasar modal syariah sekaligus pendiri Komunitas Syariah Saham yaitu Asep Muhammad Saepul Islam atau akrab disapa Mang Amsi mengatakan saat ini saham BRIS dalam tahap konsolidasi.


Dia mengatakan dengan melihat data tahunan per 2021, PER BRIS di 15 kali dengan ROE 16%. Sehingga, kata dia, nilai wajar menurut perhitungannya untuk saham BRIS sekitar 2.400 karena ada penaikan kinerja hingga akhir tahun lalu.
“Untuk nilai wajarnya saat ini perhitungan saya di level 2.400. Namun dengan catatan terlebih dahulu bisa menembus di atas 1.960, baru terkonfirmasi akan mengalami longterm uptrend,” tutupnya.

No Comments

    Leave a Reply