Pentingnya Branding dan Komunikasi Bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Agar Tetap Eksis

August 24, 2021

Jakarta, 24 Agustus 2021 – Proses branding dan komunikasi merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) agar bisa tetap eksis di pasar, bahkan memperluas usahanya.  

Briefer.id, platform kolaborasi bagi para praktisi di industri komunikasi yang tengah berfokus pada bidang public relations dan brands menyelenggarakan Seri Webinar bertajuk MerdekaBerkolaborasi “Branding & Komunikasi untuk Pelaku UMKM, Penting gak sih?!” dengan menghadirkan pelaku UMKM Driana Rini dan Brand Strategist Purwanto Hasan.

Communication Lead Briefer.id, Celixa Yovanka mengungkapkan bahwa untuk dapat terus bertumbuh pelaku UMKM di Indonesia perlu membekali diri dengan kemampuan untuk melakukan branding dan komunikasi digital, sehingga mereka dapat memanfaatkan medium-medium digital yang relatif terjangkau untuk mengkomunikasikan produk maupun usahanya secara optimal kepada khalayak yang relevan dan menumbuhkan skala bisnisnya secara bertahap.

“Melalui seri webinar ini kami berharap dapat menjadi wadah bagi para pelaku UMKM dalam berbagi inspirasi dan bukan hanya kisah sukses, tetapi juga kisah kegagalan untuk mendapatkan ragam ilmu langsung dari pakarnya,” tutur Celixa.

Selama webinar berlangsung, pelaku UMKM menceritakan sejumlah ragam produk yang dipasarkan, namun Brand Strategist Purwanto Hasan mengatakan meski banyak produk yang sama di pasaran, yang membedakan produk-produk tersebut adalah apa tujuan dari pembuatan produknya atau bagaimana kisah di balik produk tersebut. Hal itu tentunya penting untuk dikomunikasikan melalui branding yang baik kepada konsumen agar tetap loyal.

Artinya, dalam hal ini branding bukan sekadar masalah merek atau visualisasi yang bagus dari sebuah produk. Lebih dalam dari itu, branding terkait nilai-nilai yang ingin disampaikan dengan branding seperti awal sebuah produk terbentuk, hingga citra yang ingin dicapai.

“Contohnya Wakai, dia mengincar orang–orang yang suka produk look-alike Jepang dengan harga yang lebih murah. Makanya dia membuat produk sepatu Jepang sehingga orang-orang berprasangka bahwa itu adalah produk jepang padahal produk lokal,” ujar Purwanto.

Dengan menguatkan komunikasi melalui branding yang baik, konsumen dapat membedakan produk yang satu dengan produk yang lain meski tampak sama. Harapannya konsumen lebih menyukai dan mengkonsumsi produk tersebut.

Menurutnya, kisah yang tepat dari sebuah produk akan juga membuat konsumen tersentuh dan tertarik untuk mencoba dan membeli sebuah produk. Oleh karena itu dalam membuat kisah sebuah produk, pelaku UMKM harus mencari keunikan dibalik produk tersebut.

Kisah atau cerita dibalik sebuah brand pun menurutnya harus konsisten. Pelaku usaha harus menjauhi kisah negatif yang membuat konsumen enggan mencoba produk tersebut.

“Pertama cari insights dulu, apa yang orang-orang mau. Tapi mulailah dari produk yang diketahui dan disukai oleh diri sendiri. Story – story (negatif) tersebut menurut saya gak akan terjual, mungkin sekali, tetapi habis itu orang akan merasa bahwa you’re just making it up biar orang mau beli,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, pemilik usaha kuliner Sei Sapi dengan merek “Frozen Food by @venustweets” yang juga pegiat media sosial Driana Rini mengamini Purwanto. Dari pengalaman pribadi, Driana menyebut berjualan paling enak dengan bercerita atau story telling.

Hal itu bisa menyentuh hati para konsumen. Selain itu, kata dia, penjual harus memastikan produknya bagus, jika makanan rasanya enak, dan tonjolkan keunikannya.

“Lebih baik juga untuk menjual sesuatu yang kita tahu dan suka. Semua makanan yang kujual itu tadinya yang aku suka beli, kaya ada mpek-mpek, sei sapi, bakso. Itu sebenarnya jualan dari produksi temen – temen yang tadinya aku beli ke mereka. Jadi pastikan kita suka dulu sama produknya, produknya enak dan bagus,” ujar Driana.

Dia pun menekankan pelaku UMKM harus kreatif dan inovatif. Selain itu selalu berani mencoba hal-hal baru. Sehingga konsumen akan selalu datang kembali mencoba produk dari si penjual tersebut. “Menghadapi dinamika kenormalan baru, kolaborasi juga menjadi bagian yang penting dalam UMKM demi menciptakan pertalian kuat dalam kreativitas sehingga bersama dapat menggerakan produktivitas perekonomian” tutup Celixa.

No Comments

    Leave a Reply