Pertemuan Multilateral Akan Bahas Facing Global Disruption di Jakarta

December 6, 2019

Jakarta, 6 Desember 2019 – Generasi muda saat ini mengalami perubahan dalam yang sangat cepat dalam kehidupan mereka. Kemajuan teknologi yang makin tak terbendung, membuat mereka harus cepat beradaptasi dengan segala perubahan zaman. Untuk itu, diperlukan sebuah roadmap untuk mereka menghadapi masa depan yang berkembang dan berkelanjutan.

Dalam sebuah survey yang dilakukan oleh Global Shaper Survey dari World Economic Forum, menyebut setidaknya ada 10 masalah paling serius bagi generasi muda, antara lain perubahan iklim, konflik skala besar, ketidaksetaraan, kemiskinan, konflik agama, korupsi, ketersediaan pangan dan air, kurangnya pendidikan, keselamatan dan kurangnya lapangan kerja. Penelitian ini dilakukan pada lebih dari 31 ribu anak berusia 18-35 tahun di 186 negara dunia.

Dari kegalauan dan ketidakpastian tersebut, diperlukan adanya forum yang bisa menghubungkan generasi muda yang ada di kawsan Timur Tengah, Afrika Utara dan ASEAN dengan ahli dunia. Hal ini untuk memberikan gambaran dan solusi dalam menghadapi gangguan global.

“Topik-topik utama yang akan didiskusikan meliputi bidang Sains Teknologi dan Inovasi (STI), yang menyediakan solusi tujuan pengembangan berkelanjutan lewat keuangan dan perbankan Islam, mendorong pemasukan dan keberlanjutan lewat solusi wakaf, bisnis, modal usaha, dan untuk pemberdayaan gender dan kaum muda, peran sains dalam biologi baru dan bioteknologi, Kecerdasan Buatan (AI) dan revolusi teknologi informasi komunikasi, dan kebijakan berkelanjutan untuk hutan, agrikultur, dan ketahanan pangan. Ini semua merupakan inti untuk mendapatkan tujuan pembangunan berkelanjutan di masa depan,’ kata Ketua Forum Meeting of Minds dan sekaligus CEO Grup Syailendra Asia Salina Nordin.

Acara Forum Meeting of Minds merupakan acara pertemuan multilateral yang akan membicarakan permasalahan dunia dengan mengambil tema “Facing Global Disruption”. Pembicara yang hadir pun berasal dari beberapa negara seperti Indonesia, Malaysia, Amerika Serikat, Arab Saudi, Denmark dan beberapa negara lain.

Selain Ismail Serageldine, beberapa pembicara yang akan mengisi acara Forum Meeting of Minds antara lain Penerima Nobel Sir Tim Hunt, CEO Dubai Islamic Bank Adnan Chilwan, Mantan Menteri Pendidikan Tinggi, Riset Ilmiah dan Teknologi Mesir Sekretaris Jenderal Asosiasi Arab Universitas Amr Ezzat Salama, Penasihat Ilmu Senior, Hukum OFW dan mantan Presiden American Association for the Advancement of Science (AAAS) Nina Fedoroff, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi/Kepala BRIN Bambang Brojonegoro, Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Badan Pengelola Keuangan Haji Anggito Abimanyu, Presiden Direktur BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo, serta banyak pembicara lainnya.

Forum Meeting of Minds akan dilangsungkan selama 2 hari yaitu pada 11 dan 12 Desember 2019 di The Tribrata, Jalan Darmawangsa III No.2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Presiden RI Joko Widodo direncanakan akan membuka acara di hari pertama dan Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin akan membuka acara hari kedua.

Pemilihan Indonesia menjadi tuan rumah forum ini tidak lepas dari bonus demografis yang akan dihadapi. Karena 60 persen penduduk Indonesia berumur di bawah 35 tahun. Indonesia juga disebut memiliki demokrasi yang hidup dan salah satu yang paling cepat berkembang. Selain itu, Indonesia juga memiliki sumber daya alam yang kaya dan punya masa depan yang pada modal sumber daya manusia serta kemampuan negara untuk menginspirasi pemberdayaan anak muda. Oleh karena itu, Indonesia merupakan ujian dan teladan bagi masa depan.

No Comments

    Leave a Reply