Bappenas Jaring Gagasan dan Inovasi Masyarakat

February 26, 2019

Jakarta – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional /Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Kementerian PPN/ Bappenas) kembali mengundang praktisi pembangunan, akademisi, peneliti, pelaku usaha, pemerintah, serta masyarakat untuk menyampaikan ide atau gagasan inovatif nya. Hal ini dilakukan dalam menghadapi tantangan pembangunan Indonesia melalui Penawaran Pengajuan Proposal/Call for Submission (CfS) Indonesia Development Forum (IDF) 2019.

“IDF 2017 dan 2018 berhasil memberikan masukan-masukan yang mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan solusi kebijakan berbasis bukti untuk menanggulangi kesenjangan wilayah. IDF merupakan forum tahunan yang strategis untuk mendorong pemikiran dan pendekatan progresif dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan di Indonesia,” kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.

Tahun 2019, merupakan kali ketiga Bappenas menyelenggarakan IDF dengan dukungan Pemerintah Australia, melalui Knowledge Sector Initiative (KSI). Sejak tahun pertama, IDF terus mendapat sambutan hangat dari berbagai lapisan masyarakat yang setiap tahunnya mampu menghadirkan lebih dari 200 pembicara dan melibatkan lebih dari 1.700 peserta dalam empat fase diskusi, yaitu Inspire, Imagine, Innovate dan Initiate.

Bambang menjelaskan, melalui Call for Submission, Bappenas ingin menggali gagasan daninovasi dari masyarakat terkait tema dan 8 sub tema yang diangkat dalam IDF 2019, yaitu (1) Mempercepat Transformasi Struktural; (2) Reformasi Sistem Pendidikan dan Pelatihan Vokasi (TVET) untuk Pekerjaan Masa Depan; (3) Menciptakan Peluang Kerja yang Inklusif; (4) Memperbaiki Iklim Investasi untuk Penciptaan Lapangan Kerja; (5) Mengembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menegah yang Berdaya Saing Global; (6) Membina Para Pelaku Usaha Sosial; (7) Mengembangkan Talenta dan Pasar Lokal; dan (8) Meningkatkan Kualitas Modal Manusia.

Ditambahkan pada tahun 2030, Indonesia diproyeksikan akan mengalami perubahan struktur populasi dengan didominasi oleh penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 68 persen dari total penduduk, atau sekitar 200 juta penduduk Penyediaan lapangan kerja, perbaikan iklim investasi dan penciptaan kegiatan ekonomi yang inklusif menjadi penting agar kesempatan emas ini dapat menjadi mesin penggerak pembangunan negara. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu berkompetisi di tingkat global juga penting dilakukan untuk mengimbangi kemajuan teknologi terutama teknologi digital.

No Comments

    Leave a Reply