10 Album Musik Terbaik 2018

December 31, 2018

Brief-ee, 2018 hanya menyisakan hitungan beberapa jam, biasanya jadi momen yang pas untuk merekap segala sesuatu yang terjadi sepanjang tahun. Pada kesempatan ini yang akan dibahas adalah album musik terbaik yang rilis sepanjang 2018.

Kenapa ingin membahas tema musik, karena musik itu sebagai dari keseharian hidup kita; ada istilah ‘No Music No Life‘”. Seluruh album ini dinilai berdasarkan subyektifitas penulis karena isinya beragam genre musik. Sebagai gambaran juga di tahun 2018 ini sudah menghasilkan musik-musik berkualitas. Berikut ini 10 album terbaik yang dirilis tahun 2018 versi Brief, semoga bisa jadi referensi untuk menambah pembendaharaan musik di playlist musik harian kita.

  • Boy Pablo – Soy Pablo EP

Boy Pablo merupakan seorang musisi Norwegian Indie Pop mengusung atmosfir musik yang mirip seperti album EP sebelumnya yaitu Roy Pablo. Keduanya memiliki karakter yang kuat mengusung tema cinta dan patah hati. Rekaman album ini dimixing dan hasilnya dikemas secara lebih profesional dan dipoles dengan tetap mempertahankan nuansa indie di dalamnya.

  • Various Artist – Songs That Saved My Life

Tujuan dari penggagasan album ini ialah merupakan kompilasi catatan-catatan yang dikumpulkan dari orang-orang di Hopeless Record yang keuntungan dari penjualan album ini akan disumbangkan kepada beberapa yayasan-yayasan amal terkait kesehatan mental. Ide-ide yang diusung dari materi album ini memiliki hubungan yang bermakna untuk mereka-mereka yang sedang melalui masa-masa sulit. Pengisi album ini digagas dengan mengumpulkan beberapa artis dari skena musik alternatif.

  • Maroon 5 – Red Pill Blues

Secara musikalitas, Maroon 5 tidak perlu diragukan lagi ya. Namun di sini hanya ingin sedikit menambahkan, album Red Pill Blues terasa seperti puncak dari debut kemenangan grup musik Pop Rock yang membesarkan nama Adam Levine, semua karyanya tercipta sehingga menjadi kekuatan yang mereka miliki sejak album yang berjudul Songs About Jane di tahun 2002. Akhirnya menunjukkan bahwa Maroon 5 memang sejak tahun 2002 itu bagus dan di 2018 Maroon 5 jadi legendaris.

  • Godplant – Turbulensi

Kini jarang sekali band lokal beraliran sludge metal yang merilis rekamannya secara layak. Namun berbeda GODPLANT, band sludge metal asal Jakarta ini, album ‘Turbulensi’ membuktikan ketika doom metal diramu dengan hardcore punk juga southern rock dan digarap secara serius, bisa mendapatkan dampak yang maksimal. Sound berat yang kasar atau kesat, dengan vokal yang cenderung berteriak bukan dinyanyikan merdu, instrumen-instrumen musik dengan distorsi berat dan juga tempo yang seringkali berubah drastis secara kontras, menjadikan GODPLANT adalah band sludge metal yang mulai diperhitungkan dalam skena musik ekstrim Indonesia.

  • L’Arc~en~Ciel – 25th L’Anniversary Live

Album ini merupakan hasil recording konser live dalam rangka ulang tahunnya yang kedua puluh lima serentak di beberapa negara. Diantaranya adalah yang berlokasi di Tokyo Dome, Jepang. Kemudian konsernya yang dilakukan serentak di lima negara yaitu di Hongkong, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, dan Indonesia pada tanggal 9 April 2017. Untuk venue, acara ini bertempat di MCL Telford & The Sky untuk Hongkong, Mega Box Dongdaemun untuk Korea Selatan, Vie Show Cinemas Taipei Hsin Yi untuk Taiwan, Major Cineplex Ratchayothin untuk Thailand, dan Cinema XXI Plaza Senayan untuk Indonesia.

  • Jorja Smith – Lost & Found

Album ini merupakan debut karya dari seorang musisi muda berusia 20 tahun bernama Jorja Smith yang memadukan musik bergenre RnB Soul dan Trip-Hop. Debut album tersebut merupakan dokumentasi perjalanan dia dalam menemukan jati dirinya dan bagaimana dia menyesuaikan diri dengan kehidupan yang sulit. Terdengar sangat filosofis, karena memang materi dari album tersebut mengandung pertanyaan-pertanyaan seputar kehidupan yang menarik. Dia sangat serius ketika menggarapnya dan hasilnya memberikan gambaran bahwa dirinya sebagai musisi yang cerdas dan memiliki kebijaksanaan bahkan dibanding orang yang lebih tua.

  • Bullet for My Valenting – Gravity

Untuk album ‘Gravity’ ini, band yang mengusung genre heavy metal menambahkan dimensi lain pada komposisi suara musik mereka. Album ini terdengar lebih bold, berani bahkan terkesan lebih buruk. Namun bisa dibilang, album ‘Gravity’ ini merupakan evolusi dari Bullet for My Valentine, karena secara sukses mereka mencoba memasuki chapter yang paling menarik dalam perjalanan karir mereka yang terkenal hingga saat ini.

  • The Lemon Twigs – Go to School

D’Addario bersaudara selalu berhasil membuat nilai pada musik rock yang dianggap frustasi namun digarap dan dihasilkan menjadi indah dan menawan. The Lemon Twigs memulai kebangkitan musikal dengan album keduanya ini yaitu ‘Go to School’. Album ini memiliki kekuatan premis yang sangat asli. Di album ini, kakak-beradik Brian dan Michael D’Addario yang bertempat tinggal di New York menceritakan kisah gila tentang simpanse yang diadopsi yang bernama ‘Shane’.

  • The 1975 – A Brief Inquiry into Online Relationship

Kisah yang disajikan pada album ini menceritakan proses pendewasaan sang vokalis, Matty Healy, menyentuh politik modern, hubungan manusia dengan teknologi dan seluruh pengalaman generasi milenial. The 1975 datang ke studio tidak hanya membuat satu album, namun 2 album sekaligus. Album ini sebagai album pertamanya dan yang kedua berjudul ‘Notes On A Conditional Form’ yang akan dirilis tahun depan.

  • Twenty One Pilots – Trench

Album kelima dari duo ini yakni Tyer Joseph dan Josh Dun menjelaskan konsep album yang membahas mengenai tujuan fiksi. Album ini dipersiapkan selama tiga tahun ini menyajikan sebagai sebuah hasil rekaman yang kaya, dimainkan dengan beat/tempo yang lebih cepat namun longgar akan genrenya.

***

No Comments

    Leave a Reply